Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asian Games, "Drinking Fountain" Disediakan di GBK, Velodrome, dan Setu Babakan

Kompas.com - 13/08/2018, 18:16 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fasilitas air minum atau drinking fountain ditempatkan di dua venue Asian Games 2018, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, dan Velodrome, Jakarta Timur.

Ketua Tim Gabungan Suplai Air Asian Games 2018 Elly Dermawati mengatakan, sebanyak 56 drinking fountain disiapkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di GBK dan sebuah drinking fountain oleh PT Aetra Air Jakarta di Velodrome.

"56 drinking fountain di GBK, masing-masing 40 fountain ditempatkan indoor dan 16 fountain ditempatkan outdoor," kata Elly di Hotel Mercure, Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018).

Baca juga: Setelah Terlempar ke Luar, Jumaidi Cari Air Minum di Balik Reruntuhan Pesawat

Elly memastikan kualitas air minum telah melalui tes uji laboraturium sehingga aman untuk dikonsumsi.

"Awalnya waktu kami tes, memang masih ada temuan bakteri. Tapi kami pastikan dari hasil tes laboraturium sampai hari ini, airnya sudah layak minum," ujarnya. 

Direktur Teknik PAM Jaya Barce Simarmata juga memastikan kualitas air drinking fountain sudah layak diminum.

Baca juga: Pengelolaan Air Minum oleh Swasta akan Dibatasi

"Air yang bisa langsung diminum hanya di fountain karena telah dibuat pipa khusus dan diberikan treatment tambahan. Pada saat main event, kami akan pantau setiap hari untuk tetap memastikan kualitasnya," ujar Barce.

Selain itu, PAM Jaya juga akan menempatkan dua drinking fountain di Setu Babakan, Jakarta Selatan.

Elly menuturkan alasan pemilihan Setu Babakan karena kawasan tersebut merupakan kawasan wisata dan cagar budaya yang akan dikunjungi atlet dan wisatawan internasional.

Baca juga: Balai TN Komodo Bangun Sistem Penyediaan Air Minum

"Dua drinking fountain di Setu Babakan memang masih tahap pengerjaan. Setu Babakan, kan, tempat umum, cagar budaya juga. Jadi, kami berpikir atlet Asian Games dari luar negeri atau pun wisatawan bisa pergi ke sana," tutur Elly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com