Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Makanan, Korban Gempa Lombok Butuh Terpal untuk Bangun Tenda

Kompas.com - 20/08/2018, 18:47 WIB
Jessi Carina,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

LOMBOK, KOMPAS.com - Tidak hanya makanan yang menjadi kebutuhan utama korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Sutiah, salah satu warga yang mengungsi di lahan kosong di Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, menyebut, kebutuhan yang tak kalah penting adalah terpal.

Terpal ini untuk membuat tenda pengungsian sederhana.

"Kami butuh terpal yang masih bagus supaya kalau hujan kami tidak kehujanan," ujar Sutiah, ketika ditemui di lokasi pengungsian, Senin (20/8/2018).

Baca juga: Kirim Bantuan ke Lombok, Rombongan Pemda DIY ikut Merasakan Gempa

Saat ini, lanjut Sutiah, sebagian besar warga tidak berani tidur di rumah masing-masing. Mereka memilih tidur di tenda pengungsian di lapangan terbuka.

Saat siang hari, barulah beberapa dari mereka kembali untuk memeriksa rumah masing-masing.

Sehingga, terpal menjadi kebutuhan banyak warga Lombok, baik yang rumahnya hancur maupun tidak.

"Sedangkan sekarang, di toko-toko sudah tidak ada terpal lagi. Kalaupun ada, itu yang harganya sudah tidak terjangkau lagi," ujar Sutiah.

Di lokasi pengungsian itu sendiri memang ada tenda yang ditambal beberapa terpal.

Sebelum Sutiah mengeluhkan soal terpal, lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga sudah menyampaikan persoalan itu.

Baca juga: Penyebab Rentetan Gempa di Lombok Menurut PVMBG

Kepala Cabang ACT NTB, Lalu Alfian Muhammad mengatakan, terpal menjadi kebutuhan yang mendesak.

Apalagi, pasokannya di Lombok sudah habis. Terpal untuk warga Lombok begitu penting karena menjadi tempat tinggal sementara untuk mereka.

"Terpal saat ini sudah emergency, selalu habis. Kita sekarang sedang tunggu pasokannya dari Surabaya," ujar Alfian.

Kompas TV Gempa susulan bermagnitudo 6,9 yang mengguncang Lombok Minggu (19/8) malam, mengundang solidaritas masyarakat untuk membantu meringankan beban warga Lombok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com