Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2018, 15:18 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panjangnya antrean pembelian tiket on the spot dan adanya kekecewaan calon penonton yang tidak mendapatkan tiket pertandingan Asian Games pada Selasa (21/8/2018) dimanfaatkan oleh sejumlah calo.

Selasa siang, beberapa calo berusaha menjual tiket dengan harga lebih tinggi dari harga resmi kepada calon penonton di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat.

Kompas.com mencoba mengikuti seorang calo bernama Asep. Ia menjual tiket pertandingan bola voli dan basket secara sembunyi-bunyi agar tidak ditangkap polisi.

Asep mendekati beberapa calon penonton yang duduk di trotoar arena GBK, Jalan Pintu Satu Senayan.

"(Tiket) voli neng, mau (tiket) voli," kata Asep kepada calon penonton.

Baca juga: Sempat Terkendala, Pembelian Tiket Asian Games 2018 Kini Lewat Blibli.com

Ia berkeliling di arena GBK dari pintu II hingga pintu VI sambil mendekati sejumlah calon penonton yang melintas. Sesekali ia mendekati beberapa calon penonton mancanegara.

Selama sekitar 20 menit diamati Kompas.com di arena GBK, ada dua penonton yang membeli tiket voli dengan harga Rp 200.000.

Asep menyatakan, ia menjual satu tiket penyisihan pertandingan voli seharga Rp 150.000-Rp 300.000 sedangkan satu tiket basket seharga Rp 200.000-Rp 400.000.

"Harga awal untuk tiket voli kan Rp 75.000, saya jual Rp 200.000 atau kalau ada yang menawar ya Rp 150.000. Kalau harga awal tiket basket Rp 100.000," ujar Asep.

Ia mengatakan, dirinya sudah antre di GBK pada Selasa pukul 06.00 WIB. Ia bersama temannya membeli masing-masing 20 untuk tiket pertandingan voli antara tim Indonesia dan Hongkong serta tiket pertandingan basket antara tim Indonesia dan Taiwan.

Selanjutnya, ia akan membagi keuntungan sama rata dengan temannya.

Ia mengaku telah menjadi calo tiket pertandingan sejak hari Minggu lalu dan meraih keuntungan sekitar Rp 1 juta hingga Rp 3 juta sehari.

"Tadi saya antre tiket voli, teman saya antre tiket basket. Terus kami menjual bareng dan keuntungan nanti dibagi rata," kata Asep.

"Kalau lagi ramai misalnya pertandingan antara Indonesia lawan siapa gitu, saya bisa dapat Rp 3 juta lebih. Kemarin aja sepi, tiket gak terjual semua jadi cuma dapat Rp 1 jutalah," sambungnya.

Selasa ini hingga pukul 13.30 WIB, Asep telah berhasil menjual semua tiket pertandingan basket dan menyisakan 10 tiket pertandingan voli.

Baca juga: Antrean Penonton Asian Games Mengular di Depan Loket Tiket, Ini Kata Inasgoc

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pria di Jagakarsa Aniaya Istri dan Diduga Bunuh 4 Anaknya, Tak Kuat Pikul Beban Hidup?

Pria di Jagakarsa Aniaya Istri dan Diduga Bunuh 4 Anaknya, Tak Kuat Pikul Beban Hidup?

Megapolitan
'Aku Tunggu Mama di Surga', Ucapan Terakhir Siswa SD di Bekasi yang Meninggal karena Kanker Tulang

"Aku Tunggu Mama di Surga", Ucapan Terakhir Siswa SD di Bekasi yang Meninggal karena Kanker Tulang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Mengaku Nikah Siri | Pelaku Tak Ditangkap Usai Dilaporkan KDRT

[POPULER JABODETABEK] Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Mengaku Nikah Siri | Pelaku Tak Ditangkap Usai Dilaporkan KDRT

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK48B Stasiun Tebet-Kampung Melayu

Rute Mikrotrans JAK48B Stasiun Tebet-Kampung Melayu

Megapolitan
6 Larangan Kampanye di Transjakarta

6 Larangan Kampanye di Transjakarta

Megapolitan
Pemprov DKI Akan Berkomitmen Beri Kemudahan Akses bagi Penyandang Disabilitas

Pemprov DKI Akan Berkomitmen Beri Kemudahan Akses bagi Penyandang Disabilitas

Megapolitan
Kondisinya Belum Stabil, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Belum Diperiksa Kembali

Kondisinya Belum Stabil, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Belum Diperiksa Kembali

Megapolitan
Keluh dan Harap Pedagang di Pasar Tomang di Tengah Melonjaknya Harga Cabai...

Keluh dan Harap Pedagang di Pasar Tomang di Tengah Melonjaknya Harga Cabai...

Megapolitan
Teman yang 'Sliding' Siswa SD di Bekasi Naik Status Jadi Anak Berhadapan dengan Hukum

Teman yang "Sliding" Siswa SD di Bekasi Naik Status Jadi Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Ayah dan Ibu 4 Bocah yang Tewas di Jagakarsa Dirawat di Rumah Sakit Berbeda

Ayah dan Ibu 4 Bocah yang Tewas di Jagakarsa Dirawat di Rumah Sakit Berbeda

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Otopsi Sebelum Tetapkan Tersangka di Kasus Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa

Polisi Tunggu Hasil Otopsi Sebelum Tetapkan Tersangka di Kasus Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa

Megapolitan
Sempat Naik, Kini Harga Telur di Pasar Tomang Barat Stabil

Sempat Naik, Kini Harga Telur di Pasar Tomang Barat Stabil

Megapolitan
Yenny Wahid Tak Setuju Debat Capres-Cawapres di Pemilu 2024 Pakai Bahasa Inggris

Yenny Wahid Tak Setuju Debat Capres-Cawapres di Pemilu 2024 Pakai Bahasa Inggris

Megapolitan
Pemkot Bogor Dapat Penghargaan, Bima Arya: Ini untuk Semua ASN Kota Bogor

Pemkot Bogor Dapat Penghargaan, Bima Arya: Ini untuk Semua ASN Kota Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI: Ibu yang 4 Anaknya Diduga Dibunuh Suaminya di Jagakarsa Korban KDRT

Pemprov DKI: Ibu yang 4 Anaknya Diduga Dibunuh Suaminya di Jagakarsa Korban KDRT

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com