Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Penganiayaan Pemuda di Lapangan Banteng

Kompas.com - 21/08/2018, 22:55 WIB
David Oliver Purba,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menetapkan 6 tersangka penganiayaan seorang pemuda, Ali Achmat Fiarmansyah alias Iyan (20) yang terjadi di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu pekan lalu.

Wakapolres Jakarta Pusat Akbp Arie Ardian Rishadi mengatakan, dari hasil penyidikan, penganiayaan bermula saat Iyan datang ke pameran Flona di Lapangan Banteng pada Jumat (17/8/2018) sekitar pukul 21.30 WIB. Gelegat Iyan dinilai mencurigakan sehingga pamdal Lapangan Banteng kemudian menginterogasi Iyan dan langsung membawanya ke pos pamdal.

"Korban sedang melihat pameran flora dan fauna di sana. Karena dicurigai oleh orang di sana, pamdalnya dan beberapa bagian dari yang melaksanakan acara, korban diamankan pada pukul 22.00 malam dan dibawa ke pos pamdal. Di sana dilakukan interogasi," ujar Arie di Mapolres Jakarta Pusat, Selasa (21/8/2018).

Baca juga: Ini Peran 8 Pelaku Dalam Kasus Penganiayaan Pemuda di Lapangan Banteng

Kekerasan terjadi saat pamdal melakukan interogasi di dalam pos. Di dalam kantong celana Iyan, ditemukan uang Rp 5,4 juta yang diduga sebagai hasil mencuri. Petugas meminta Iyan untuk mengaku. Namun, Iyan kekeh mengatakan bahwa uang itu merupakan uang miliknya. Hal tersebut membuat para petugas kesal dan mulai melakukan pemukulan. Wajah dan tubuh Iyan dipukuli, ditendang, dan disundut puntung rokok.

Saat itu tangan Iyan dalam posisi terikat.

Pada Sabtu (18/8/2018), pukul 03.00 dini hari, Iyan dibawa ke luar posko dan diborgol di sebuah kursi kayu. Pukul 10.00, pamdal kemudian menghubungi petugas Dinas Sosial DKI Jakarta.

Adapun petugas Dinsos kemudian membawa Iyan ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Jalan Kembangan Raya, Jakarta Barat dengan kondisi luka-luka.

"Setelah itu korban dicari oleh keluarganya dicurigai bahwa korban menjadi korban penganiayaan dan dilaporkan ke pihak kepolisian. Kami langsung melakukan penyelidikan dan penyidikan. Korban sudah dirawat dan sekarang telah kembali ke rumah," ujar Arie.

Ali Achmat Fiarmansyah alias Iyan melaporkan tindak penganiayaan yang dialaminya ke Polres Jakarta Pusat.

Penganiayaan itu mengakibatkan wajahnya lebam serta seluruh tubuhnya terdapat luka bekas sundutan puntung rokok. Iyan dituduh mencuri karena petugas menemukan uang jutaan rupiah dari kantong celananya.

Iyan membantah uang itu hasil mencuri. Iyan mengatakan uang tersebut berasal dari kerja kerasnya menjual botol plastik dan kardus selama bertahun-tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com