Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Mundur karena Masalah Tiket, Ini Jawaban Direktur Ticketing Inasgoc

Kompas.com - 22/08/2018, 12:03 WIB
David Oliver Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Ticketing Inasgoc Sarman Simanjorang mengatakan, akan bertanggung jawab jika nantinya kursi penonton saat final bulu tangkis di Istora Senayan yang akan berlangsung pada Rabu (22/8/2018) sore, justru kosong.

Sarman menyampaikan itu setelah adanya desakan masyarakat yang kesal karena tidak kebagian tiket final, meski telah mengantre sejak subuh.

"Kalau nanti katakanlah pada saat Indonesia, penonton kosong, teman-teman kan bilang saya (diminta) mengundurkan diri, saya bertanggung jawab untuk itu, cukup ya," ujar Sarman, di loket tiket bulu tangkis, Jalan Pintu I GBK, Jakarta Pusat, Rabu siang.

Baca juga: 1.600 Tiket Final Bulu Tangkis Asian Games Ludes, Ini Penjelasan INASGOC

Adapun Sarman mendatangi loket tiket tersebut bersama Kapolres Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu.

Sarman mengatakan, habisnya tiket dikarenakan antusiasme masyarakat yang hendak mendukung tim bulu tangkis putra Indonesia berlaga.

Pihaknya tidak bisa mengakomodir melebihi kapasitas kursi penonton yang tersedia. Selanjutnya dia berjanji segera memperbaiki sistem penjualan tiket.

"Kapasitas dari pada tempat duduk yang terbatas sehingga tidak mungkin semua mengakomodir itu. Dan di sini banyak teman-teman yang dari pagi tidak kebagian, sehingga semangatnya itu jadi berkurang karena tidak dapat tiket. Kami berterima kasih untuk itu. Namun, kami akan perbaiki ke depan," ujar Sarman.

Mendengar pernyataan tersebut, warga yang sebelumnya mengerubungi Sarman berangsur-angsur membubarkan diri.

Sebelumnya, masyarakat sempat mendesak Sarman untuk bertanggung jawab jika nantinya penonton saat pertandingan final bulu tangkis Indonesia Vs China tidak terisi penuh.

Warga merasa panitia tiket tidak profesional dengan tidak memberikan data yang valid berapa banyak tiket yang dijual.

Baca juga: Adu Mulut dengan Panitia, Pengantre Tiket Final Bulu Tangkis di GBK Tuntut Transparansi Tiket

Keterangan panitia berubah-ubah, ada yang menyebut tiket yang dijual 800 tiket, ada juga yang menyebut tiket dijual sekitar 1.600 tiket.

Panitia mengatakan tiket telah habis. Sementara, banyak warga yang telah mengantre sejak subuh.

Bahkan, sebelum antrean dibuka, ada calo-calo yang telah menawarkan tiket dengan harga lebih tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com