Setelah transaksi itu, si penjual berjongkok di depan warung sambil mengeluarkan seluruh tramadol dari bungkusan. Ada lebih dari 10 strip tramadol yang dikeluarkan dari bungkusan tersebut.
Kompas.com kemudian hendak berpura-pura membeli tramadol ke penjual yang pertama kali memberli tawaran.
"Ada dodol enggak?" tanya Kompas.com.
"Dodol? Enggak ada," jawab pria itu.
Namun beberapa saat kemudian dia memanggil. Saat Kompas.com kembali ke lokasi itu, dua orang pria bertanya berapa banyak dodol yang mau dibeli. Salah seorang penjual terdengar menggunakan bahasa daerah.
"Sini-sini duduk. Butuh berapa?" tanya penjual tersebut.
Penjual itu mengatakan, dia bisa menyediakan satu boks tramadol berisi lima strip seharga Rp 120.000. Namun, dia juga bisa menjual tramadol dengan jumlah lebih kecil.
"Kalau Rp 50.000 bisa, dapat dua strip. Satu strip isi 10 biji. Tenang di sini aman," kata dia.
Laki-laki itu kemudian membuka sebuah tas kecil yang disangkutkan di dadanya. Tampak ada lebih dari tiga strip tramadol di dalam tas tersebut beserta sejumlah uang yang mungkin hasil penjualan.
Tramadol merupakan obat keras yang dilarang dijual tanpa resep dokter karena berbahaya bagi kesehatan. Polisi telah kerap menangkap para penjual obat keras tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.