Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Preman di Cengkareng Berkedok Sekuriti untuk Memeras Warga

Kompas.com - 26/08/2018, 20:35 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus pemerasan uang di kompleks Ruko Seribu Cengkareng dilakukan preman berkedok sekuriti.

Mereka menuntut warga untuk membayar denda. Jika warga tidak dapat membayar, preman akan merusak bangunan ruko dengan alasan masalah perizinan.

Dalam video yang diunggah akun facebook Rendi Puguh Gumilang, Minggu (26/8/2018), tampak preman yang memakai pakaian sekuriti yang melakukan proses pembongkaran di depan ruko milik warga, sedangkan preman lainnya bertindak sebagai pengawas.

Video tersebut viral di sosial media dan telah disebar 14.000 kali.

Dalam video pertama berdurasi 1 menit 16 detik, seorang preman menuduh pemilik ruko tidak mempunyai izin resmi dari RT/RW setempat untuk membangun sebuah jembatan di ruko.

"Aku enggak ada urusan sama kamu. Kamu warga baru di sini sudah bikin masalah. Sudah lapor RT/RW belum sebagai warga baru?" ucap salah satu preman.

Baca juga: Viral, Video Warga Ruko Seribu Cengkareng Diperas Preman Puluhan Juta Rupiah

Si pemilik ruko pun mengaku telah mengantongi izin RT/RW untuk membangun jembatan. Namun, para preman terlihat mengabaikan jawaban pemilik ruko dan terus melakukan pembongkaran.

"Warga baru tak lapor RT /W asal masuk gitu, main rusuh gitu kamu," lanjut preman tersebut.

Kasat Reskrim Jakarta Barat AKBP Edy Suranta Sitepu membenarkan modus yang dilakukan oleh preman untuk mendapatkan uang dari warga.

"Kan ada masyarakat yang mau datang ke rukonya dia, mau bikin jembatan. Tapi enggak dibolehin karena belum bayar uang keamananlah istilahnya bagi mereka gitu," kata Edy saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Polres Jakarta Barat telah menangkap tujuh orang yang sering melakukan pemerasan di kompleks Ruko Seribu Cengkareng, Jumat (24/8/2018). Tujuh orang tersebut termasuk mereka yang menggunakan seragam sekuriti.

Baca juga: Polisi yang Menyamar di Ruko Cengkareng Hampir Dianiaya Preman

Penangkapan dilakukan berdasarkan laporan salah satu warga yang diharuskan membayar uang senilai total Rp 16 juta-Rp 20 juta kepada para preman.

Saat ini, kasus tersebut sedang dalam proses pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut.

"Masih dalam proses pemeriksaan semuanya," kata Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com