DEPOK, KOMPAS.com - Warga Jalan Nangka, Tapos, Depok mempertanyakan realisasi rencana pelebaran jalan tersebut.
Salah satu warga, Nursinta (38), mengatakan bahwa hingga Rabu (29/8/2018), belum terlihat pengerjaan proyek pelebaran jalan tersebut.
Menurut dia, rencana pelebaran Jalan Nangka sudah disosialisasikan kepada warga sejak 2015.
“Sudah dari tiga tahun lalu kalau rencanannya mah, kan awalnya ada diskusi dulu antara warga, pejabat setempat, dan dinas PUPR,” ucap Nursinta saat ditemui di Jalan Nangka, Tapos, Rabu.
“Banyak yang tanya warga-warga kok sampai sekarang belum ada kegiatan pelebaran jalan sampai saat,” kata Nursinta.
Padahal, kata dia, warga sudah mendapatkan uang pengganti lahan yang terkena proyek dan sebagian besar dari mereka sudah menggunakan uang tersebut.
“Uang pergantian dari pemerintah saat itu pun sudah dipakai warga. Ada yang buat beli rumah lagi, naik haji, dan renovasi,” ucap Nursinta.
Baca juga: Polisi Sudah Periksa 80 Saksi Terkait Dugaan Korupsi Mantan Wali Kota Depok Nur Mahmudi
Ketua Ketua RT 003 RW 001 Asmayadi mengatakan, ada 17 rumah warga yang saat itu terkena proyek jalan ini.
Selain itu, ada 5 rumah warga yang belum dibongkar karena uang pengganti yang ditawarkan dianggap tidak sesuai dengan harga bangunan mereka.
Menurut Asmayadi, satu rumah di Jalan Nangka dihargai dengan harga yang bervariasi, tergantung dengan kondisi rumah warga tersebut.
“Saya waktu itu dapat Rp 10 juta karena rumah saya disuruh mundur. Tanah rumah saya panjangnya 107 meter terpotong 46 meter. Jadi tinggal 61 meter sisanya,” ucap Asmayadi.
Menurut Asmayadi, Jalan Nangka merupakan jalan alternatif yang ramai dilewati warga setiap harinya. Jalan Nangka jadi penghubung Jalan Raya Bogor dan Jalan Bakti Abri.
Jalan itu kerap macet, terutama saat jam sibuk.
“Jalan Nangka 24 jam aktivitas selalu bergulir dan cenderung macet total tiap harinya apalagi kalau jam sibuk," kata Asmayadi.
"Soalnya di sini banyak pabrik-pabrik, apartemen juga ada, banyak agen juga. Jadi mobil bak, kendaraan lainnya banyak lewat di sini,” ucap dia.
Oleh karena itu, Pemkot Depok berencana melebarkan sepanjang 500 meter Jalan Nangka. Jalan tersebut rencananya dilebarkan 6 meter ke kiri dan ke kanan.
Adapun proyek pelebaran Jalan Nangka ini menjadi permasalahan.
Mantan Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail, dan mantan Sekda Kota Depok, Harry Prihanto, ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan penyelewenangan terkait proyek pelebaran Jalan Nangka.
Baca juga: Polisi Beberkan Dugaan yang Bikin Nur Mahmudi Jadi Tersangka Korupsi
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Beberkan Dugaan yang Bikin Nur Mahmudi Jadi Tersangka Korupsi", https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/29/18155271/polisi-beberkan-dugaan-yang-bikin-nur-mahmudi-jadi-tersangka-korupsi.
Penulis : Cynthia Lova
Editor : Kurnia Sari Aziza
Menurut Asmayadi, 17 warga yang rumahnya terkena pelebaran jalan dipanggil pihak kepolisian untuk menjadi saksi.
“Sudah dipanggil kok semua warga yang rumahnya kena pelebaran jalan untuk diminta keterangannya,” ucap Asmayadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.