BEKASI, KOMPAS.com - Kali Bekasi di Jalan M Hasibuan, Bekasi Timur, Kota Bekasi tampak ditutupi buih Senin (3/9/2018) pukul 06.00 WIB.
Bau menyengat pun menyeruak dari kali tersebut. Menurut anggota Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Tengku Imam Qobul, ikan-ikan di kali tersebut pun mati.
Buih di Kali Bekasi itu berangsur berkurang pada pukul 09.00 WIB dan buih hilang pada pukul 11.00 WIB. Hal tersebut dikarenakan sudah bercampur dengan air Kalimalang.
Adapun buih tersebut berasal dari sedimentasi yang bersumber dari limbah domestik, yang ketika curah hujan tinggi membuat air kali menjadi berbuih.
Berikut fakta mengenai kasus buih yang muncul di Kali Bekasi ini:
1. Tercemar limbah pabrik dan domestik
Menurut Imam, yang mengalir di Kali Bekasi bukan lagi air, melainkan limbah.
"Jadi, dari sumber air utamanya sudah tidak ada lagi air mengalir di Kali Bekasi, jadi yang mengalir ini cuma limbah, mulai dari domestik, rumah tangga, maupun limbah pabrik, jadi ini cuma limbah," ujar Imam.
Imam meminta pengelola pabrik yang berada di Cileungsi, Bogor dan Kota Bekasi untuk tidak membuang limbahnya ke kali. Apalagi, saat memasuki musim kemarau, yakni periode Agustus-September.
Sebab, kata dia, saat itu air kali kering sehingga yang mengalir hanya limbah.
2. Tidak bisa diolah jadi air minum
Menurut Luthfi, air di Kali Bekasi sudah tidak bisa diolah menjadi air minum akibat pencemaran limbah.
"Kali Bekasi ini, kan, tercemar sudah lama, dan saya (pada) 2017 saja sudah menyatakan Kali Bekasi sudah tidak layak untuk pengolahan air minum. Ini sudah saya sampaikan ke PDAM," ucap dia.
Luthfi menambahkan, pihaknya sudah melaporkan hal ini kepada Kementerian PUPR dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) terkait kondisi Kali Bekasi yang sudah tercemar.
3. Segel pabrik