Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Cakung Cilincing Disebut Protes karena Bangunan yang Akan Digusur Tempat Usaha Strategis

Kompas.com - 06/09/2018, 08:46 WIB
Nursita Sari,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kota Jakarta Timur Usmayadi mengakui adanya protes warga Cakung Cilincing, Jakarta Timur, yang bangunannya akan digusur untuk normalisasi saluran pengendali banjir.

Usmayadi menyebut, warga protes karena bangunan yang harus dikosongkan salah satunya merupakan tempat usaha yang lokasinya strategis.

"Mereka sudah ketar-ketir karena mereka itu bukan tempat tinggal, di situ tempat usaha. Tempat tinggal juga ada, anak buahnya, pegawainya," ujar Usmayadi, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/9/2018) malam.

"Mereka itu yang sudah punya pekerjaan yang berusaha di pinggir jalan utama. Jadi, kan ramai, nilai belinya tinggi," tambah dia.

Baca juga: Tolak Penggusuran, Sejumlah Warga Cakung Cilincing Demo di Balai Kota DKI

Usmayadi menyampaikan, warga yang akan terdampak penggusuran itu sudah mengadu ke Komisi A DPRD DKI Jakarta.

Mereka meminta perlindungan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatalkan rencana penggusuran.

"Ini kan mereka usaha di tempat yang strategis. Kalau bisa jangan dibongkar di situ, usaha di situ, itu keinginan dia. Makanya dia menghubungi anggota Komisi A Dewan," kata dia.

Dalam pertemuan di Komisi A, Usmayadi mengaku, sudah menjelaskan kepada warga soal bayar ganti rugi. Asalkan, warga memiliki sertifikat tanah atau bangunan yang mereka tempati.

Namun, ternyata warga tidak memiliki sertifikat karena yang mereka duduki merupakan lahan negara.

"Kalau misalnya warga punya surat-surat tanah, ada normalisasi gitu, kita bayar. Tapi, kalau tanah negara, ya dia harus bersyukur karena dia sudah menikmati berapa tahun tanah itu, sekarang mau dipakai sama pemerintah," ucap Usmayadi.

Usmayadi meminta warga mendukung rencana normalisasi saluran di sana. Sebab, normalisasi itu penting untuk mengentaskan banjir di wilayah permukiman warga Cakung Barat.

"Kalau sekarang mereka enggak mau dibongkar, besok dampaknya gimana kalau mereka di sana kebanjiran, setuju enggak dibongkar, pasti setuju," tutur dia.

Baca juga: Bangunan Warga Cakung Cilincing Akan Digusur untuk Normalisasi Saluran Pengendali Banjir

Pemerintah Kota Jakarta Timur baru melayangkan surat peringatan kedua (SP2) kepada warga untuk mengosongkan bangunan yang ditempati.

Setelah itu, pemerintah akan melayangkan SP3 terhitung tiga hari kerja setelah SP2 terbit, sebelum melakukan penggusuran.

Ada 122 bangunan yang harus dibongkar untuk melancarkan normalisasi saluran di sana.

Sebelumnya, sejumlah warga Jalan Cakung Cilincing berdemo di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu siang.

Mereka menyebut tempat tinggal mereka akan digusur untuk pembangunan saluran air.

"Warga Jalan Cacing (Cakung Cilincing) menolak penggusuran dan menolak rusun. Kami berharap tuntutan kami dipenuhi sesuai dengan janji Pak Gubernur," ujar Ketua Aliansi Madura Bersatu, Ahmad, saat berorasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com