Ia membandingkan dengan Polsek Tanjung Duren yang bisa berdiri di tanah dari pengembang.
"Di sana banyak ruko, banyak hotel. Di mana fasos fasumnya itu semua? Dimakan sama setan?" tanya Prasetio dengan nada tinggi.
Prasetio mengaku heran dengan sikap Pemkot Jakbar yang malah meminta anggaran dimatikan.
Ia pun memaksa Pemkot Jakbar mampu melaksanakan pengadaan kantor lurah itu.
"RPTRA di tengah kampung bisa jadi kok, ada tuh. Apa alasan bapak enggak bisa? Lu nawaitu (niat) dong, Bos. Tolonglah Pak Zen, kasihan Pak Gubernur, warga juga perlu pelayanan yang baik, kantor yang baik," ujar Prasetio.
Setelah menerima kesanggupan dari Wakil Wali Kota Jakarta Barat untuk tetap menghidupkan anggaran, Prasetio pun mengetok palu tanda setuju anggaran tidak dimatikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.