Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Warga Jalan Cakung-Cilincing Tagih Janji Tak Digusur

Kompas.com - 10/09/2018, 09:01 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah warga Jalan Cakung-Cilincing, Jakarta Timur, berdemonstrasi di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (5/9/2018) pekan lalu, karena ada rencana penggusuran di wilayah mereka. Mereka menolak rencana penggusuran untuk proyek normalisasi saluran pengendali banjir itu.

"Warga Jalan Cacing (Cakung-Cilincing) menolak penggusuran dan menolak rusun. Kami berharap tuntutan kami dipenuhi sesuai dengan janji Pak Gubernur," kata Ketua Aliansi Madura Bersatu, Ahmad, saat berorasi.

Ahmad menyampaikan, warga Jalan Cakung-Cilincing mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI non-aktif Sandiaga Uno pada masa Pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka juga ikut berkampanye untuk memenangkan Anies-Sandiaga.

Baca juga: Tolak Digusur, Warga Jalan Cakung Cilincing Mengadu ke DPRD DKI

Kini, mereka menagih janji Anies-Sandiaga pada masa kampanye, yakni tidak melakukan penggusuran.

"Bukan gampang memenangkan Pak Gubernur, jerih payah, siang malam, menangis, tidak mengenal lelah, perut kosong. Kami berdoa, enggak siang, enggak malam, berjuang, alhamdulillah menang. Kami sekarang menuntut hak, janji yang dijanjikan kepada kami," kata Ahmad.

Mengadu ke DPRD DKI

Selain berunjuk rasa di Balai Kota, warga Jalan Cakung-Cilincing juga mengadu ke Komisi A DPRD DKI Jakarta. Warga meminta agar bangunan mereka tidak digusur. Mereka meminta jalan keluar lain selain penggusuran.

"(Datang ke DPRD) hari Senin, tanggal 27 Agustus. Permintaan mereka tidak digusur. Kedua, dilakukan mediasi," kata Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif, Jumat lalu.

Komisi A, kata Syarif, sebenarnya pernah memanggil kedua pihak untuk proses mediasi. Namun, hasilnya buntu. Hal itulah yang membuat warga berdemonstrasi.

Komisi A DPRD DKI akan segera memanggil kembali kedua pihak untuk mediasi.

Syarif mengatakan, warga Jalan Cakung-Cilincing menyadari, mereka menduduki tanah negara. Tetapi, warga menolak bangunannya digusur.

Warga berharap Pemerintah Kota Jakarta Timur memberikan solusi selain penggusuran.

"Warga tahu itu tanah negara ya, dia sadar, tahu. Tapi, ayo berdialog, dicari jalan keluar," kata Syarif.

Baca juga: DPRD DKI: Warga Cakung Cilincing Sadar Duduki Tanah Negara

Syarif mengatakan, ia sependapat dengan warga. Dia berharap Pemkot Jakarta Timur tetap membiarkan warga beraktivitas di sana tanpa dilakukan penggusuran. Tujuannya demi mengedepankan asas keadilan.

"Kalau tertib hukum memang susah di situ kan, tanahnya enggak bersertifikat, juga belum terbentuk RT/RW. Kalau keadilan, sementara negara belum bisa memberi tanah dan rumah kepada rakyat, boleh dong menempati," ucap dia.

Dengan memperhatikan asas keadilan, lanjut Syarif, Pemkot Jakarta Timur juga menjalankan asas kesejahteraan warga, yakni memberi kesempatan tinggal di sana agar usaha mereka tetap berjalan.

Menurut Syarif, warga menawarkan solusi alternatif untuk membangun trase saluran di belakang bangunan mereka. Dengan begitu, bangunan-bangunan warga tak perlu digusur.

Untuk Normalisasi Kali

Bangunan-bangunan di Jalan Cakung Cilincing akan digusur untuk proyek normalisasi saluran. Normalisasi saluran itu disebut penting untuk mencegah banjir di wilayah permukiman di Cakung Barat.

"(Untuk) normalisasi saluran, itu banjir di wilayah sebelahnya, di permukiman," ujar Sekretaris Kota Jakarta Timur Usmayadi, Rabu pekan lalu.

Bangunan-bangunan yang hendak digusur di Cakung-Cilincing merupakan bangunan liar. Warga yang mendirikan bangunan tidak memiliki sertifikat apa pun.

Ada 122 bangunan yang harus dibongkar untuk melancarkan normalisasi saluran di sana. Bangunan-bangunan itu dijadikan tempat usaha, tempat tinggal, dan kontrakan.

Menurut Usmayadi, warga protes karena bangunan yang harus dikosongkan salah satunya merupakan tempat usaha yang lokasinya strategis.

"Mereka itu yang sudah punya pekerjaan yang berusaha di pinggir jalan utama. Jadi, kan ramai, nilai belinya tinggi," kata dia.

Pada Jumat pekan lalu, Usmayadi memastikan Pemkot Jakarta Timur tetap akan melakukan penggusuran di Jalan Cakung Cilincing.

Hal itu sekaligus menepis informasi yang beredar bahwa kawasan tersebut tak jadi digusur setelah warga melakukan demo.

"Kemungkinan besar ada (penggusuran). Itu versi dia, kalau versi dia mungkin benar. Kalau versi pemkot karena sudah keluar SP 1, SP2, SP3 akan ditindaklanjuti," kata Usmayadi.

Ia melanjutkan, jika benar tak ada penggusuran, pihaknya pasti sudah memberitahukan hal itu kepada warga secara resmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com