Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Geram, DKI Minta Anggaran Rehab Gudang Perahu Danau Sunter Dihapus

Kompas.com - 10/09/2018, 20:08 WIB
Nursita Sari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta anggaran rehabilitasi gudang perahu di Danau Sunter, Jakarta Utara, dicoret dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) 2018.

Anggaran rehab itu Rp 629.914.684 atau hampir Rp 630 juta.

Kepala Suku Dinas Pemuda dan Olahraga Jakarta Utara Heru Haryanto mengatakan, rehab gudang perahu tidak dapat dieksekusi karena biaya konsultan pengawas tidak dianggarkan dalam APBD 2018.

Baca juga: Rapat Pembahasan Anggaran Perubahan 2018 Pindah ke Ruang Paripurna

Rehab tetap tidak akan berjalan apabila biaya konsultan pengawas diajukan dalam APBD Perubahan 2018, mengingat waktu yang terbatas di sisa tahun anggaran 2018.

"Pada waktu perencanaan, tidak membuat anggaran biaya konsultan pengawas sehingga sampai sekarang belum dilaksanakan. Waktu tidak mencukupi," ujar Heru dalam rapat pembahasan KUPA-PPAS 2018 di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (10/9/2018).

Mendengar penjelasan itu, anggota DPRD DKI Jakarta geram.

Baca juga: DPRD DKI Coret Anggaran Nikah Massal Rp 566 Juta

Ketua Komisi E DPRD DKI Syahrial menilai Dinas Pemuda dan Olahraga beserta jajarannya tidak serius mempersiapkan sebuah program.

Dia mempertanyakan pengalaman Heru dalam penyelenggaraan proyek fisik.

"Bapak baru menangani yang seperti ini? Belum pernah mengerjakan hal seperti ini sebelumnya? Kenapa bisa meleset," kata Syahrial.

Baca juga: Sempat Ditolak, Anggaran Pendamping Rapat RW Akhirnya Disetujui DPRD

Heru menyampaikan, dia sebelumnya pernah menangani proyek fisik lain.

Namun, dia menyebut ada kesalahan teknis dalam perencanaan rehab gudang perahu di Danau Sunter.

"Itu hal yang absurd sekali, (biaya) konsultan pengawas tidak dimasukkan untuk orang pengalaman kerja seperti ini. Masa satu usulan tidak dimasukkan ke proyek fisik," ujarnya. 

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik juga mempertanyakan rencana pencoretan anggaran rehab gudang perahu tersebut.

Baca juga: Alasan DPRD DKI Setujui Anggaran Rp 1,6 Miliar untuk Pendamping Rapat RW

"Sudah diputuskan di APBD penetapan, terus sekarang dihapus. Kenapa sih, Pak, sebenarnya dihapus? Kenapa dulu direncanakan kalau niat dihapus di APBD Perubahan?" tanya Taufik.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Ratiyono menyampaikan penjelasan yang sama dengan Heru.

Oleh karena itu, dia meminta anggaran itu dicoret.

Baca juga: Pilpres dan Pileg Berbarengan, Alasan DPRD DKI Setujui Anggaran Rp 11 Miliar

"Ada biaya konsultan pengawas yang sebelumnya tidak dimasukkan. Jadi, kalau berkenan, mungkin yang ini kita tunda (coret) dulu," ujar Ratiyono.

DPRD DKI akhirnya menyetujui anggaran itu dicoret.

Namun, DPRD DKI memberi catatan tidak boleh ada proyek fisik yang dikerjakan Sudin Pemuda dan Olahraga Jakarta Utara sampai waktu yang belum ditentukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com