JAKARTA, KOMPAS.com - Padatnya kendaraan bermotor dan aktivitas industri di kota satelit membuat Jakarta menjadi kota berpolusi udara cukup tinggi.
Menanggapi ini, Greenpeace Indonesia pun berinisiatif memasang Clean Air Studio.
Dilansir dari akun Intagram Greenpeace Indonesia, @greenpeaceid, Clean Air Studio merupakan ruangan yang di-setting lebih bersih udaranya dibandingkan udara di luar ruangan.
Clean Air Studio ini terdapat di Pasar Festival, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan.
"Pemasangan Clean Air Studio sudah terlaksana sejak 3 September 2018 dan dapat dinikmati hingga 30 September 2018," ujar Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu, saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (12/9/2018).
Baca juga: Greenpeace Pasang Billboard, Ingatkan Peserta Asian Games soal Kualitas Udara Jakarta
Menurut Bondan, masyarakat Jakarta butuh tambahan dana besar untuk mendapatkan udara bersih. Dia menilai, tidak mungkin masyarakat Jakarta beradaptasi dengan mengeluarkan dana tambahan untuk mendapatkan udara bersih.
Sementara itu, pemasangan Clean Air Studio ini bertujuan untuk mengampanyekan pentingnya melakukan upaya pengendalian terhadap sumber-sumber polutan.
"Saatnya mengendalikan sumber polutan," ujar Bondan.
Tak hanya itu, Clean Air Studio juga dilengkapi dengan fasilitas ruangan 3 meter x 2 meter, air purifier, air conditioner, dan beberapa bangku santai yang didesain serupa dengan ruangan santai di rumah.
Kemudian, untuk menikmati kesegaran udara dalam Clean Air Studio masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun alias gratis. Sayangnya, saat ini pihak Greenpeace hanya memasang 1 unit saja.
"Rencananya kami akan coba hingga akhir bulan September dulu dengan berpindah ke beberapa tempat lain di Jakarta," ujar Bondan.
Sementara, Juru Kampanye Media Greenpeace Indonesia, Rahma Shofiana mengatakan, pihak Greenpeace Indonesia juga ingin dorong ke pemerintah tentang kualitas udara di Jakarta regulasinya masih sangat lemah dibandingkan standar WHO.
"Pemerintah belum memasukan PM 2,5 sebagai partikel polutan, parameter untuk menghitung kualitas udara. Padahal PM 2,5 adalah polutan yang paling berbahaya untuk kesehatan, dimasukan dalam kategori karsinogenik golongan 1 oleh WHO," ujar Rahma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.