Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Warga Kampung Apung kepada Pemprov DKI

Kompas.com - 12/09/2018, 20:23 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Apung berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dapat mengeringkan perkampungan mereka yang tergenang air.

Kawasan itu disebut tergenang air setinggi tiga meter selama bertahun-tahun.

Djuhri, tokoh masyarakat Kampung Apung yang pernah menjabat sebagai Ketua RW setempat periode 2006-2013 mengatakan, warga Kampung Apung tidak ingin dipindah atau digusur.

Warga, kata Djuhri, hanya ingin kampung mereka kembali kering seperti semula.

"Harapan masyarakat sendiri, mau kering nih kampung. Sudah dua anak kecil meninggal karena kecebur, mau berapa nyawa lagi yang harus hilang," ungkap Djuhri, saat ditemui Kompas.com, Rabu (11/9/2018).

Baca juga: Mengenal Kampung Apung yang Dulunya Seindah Kawasan Pondok Indah

Djuhri mengatakan, penghasilan warga Kampung Apung bergantung pada tempat tinggal mereka. Mereka akan mengalami kesulitan mendapatkan tempat tinggal sekaligus pekerjaan baru.

Selain itu, warga setempat diklaim memiliki sertifikat kepemilikan tanah, sehingga mereka dinilai punya hak untuk tinggal di Kampung Apung.

"Bukan mereka enggak mau cari tempat yang lain, tapi mereka harus jual tempat mereka di sini. Kalau mereka jual, mereka enggak bisa lagi beli tempat di Jakarta. Sedangkan mereka cari makannya di sini seperti buruh kasar, ojek, dan dagang keliling," kata Djuhri.

Kampung Teko atau dikenal dengan sebutan Kampung Apung berada di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.  Dinamakan Kampung Apung karena kawasan seluas 3 hektar dan dihuni sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) itu berada di atas air sehingga seolah-olah mengapung. Foto diambil Rabu (11/9/2018)KOMPAS.com/ RINDI NURIS VELAROSDELA Kampung Teko atau dikenal dengan sebutan Kampung Apung berada di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Dinamakan Kampung Apung karena kawasan seluas 3 hektar dan dihuni sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) itu berada di atas air sehingga seolah-olah mengapung. Foto diambil Rabu (11/9/2018)

"Sudah berpuluh-puluh tahun, kita bukan tinggal di bantaran kali atau tanah milik negara. Ini tanah milik dari turun-temurun," tambah dia.

Ia berharap, Pemprov DKI mendengar harapan dan keluh kesah warga Kampung Apung karena mereka juga termasuk warga DKI Jakarta.

"Mudah-mudahan gubernur tahu apa yang kita mau. Ini kita tinggal di pintu gerbang negara, masa pantas ada masyarakat seperti ini," tutur Djuhri.

Baca juga: Cerita Pasukan Oranye Bersihkan Kampung Apung, Gatal-gatal dan Gunakan Jangkar

Kampung Teko atau dikenal dengan sebutan Kampung Apung berada di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Dinamakan Kampung Apung karena kawasan seluas 3 hektar dan dihuni sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) itu berada di atas air, sehingga seolah-olah mengapung.

Pada tahun 1988, ada pembangunan kompleks pergudangan dari pihak pengembang di sekitar Kampung Apung.

Pembangunan itu disebut membuat daerah resapan air untuk irigasi sawah produktif milik warga dan saluran air menuju Kali Angke harus ditimbun.

Akibatnya, perkampungan warga mulai tergenang secara perlahan hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com