Baik BBWSCC maupun BPBD DKI telah melakukan sosialisasi ke masyarakat. Mereka juga menyiapkan satgas dan pompa-pompa untuk menghadapi banjir nanti.
Pemantauan akan berfokus di titik rawan banjir. Saat ini, BPBD tengah menyusun rencana kontijensi penanggulangan banjir. Dalam rencana kontijensi sebelumnya yang ditetapkan lewat Peraturan Gubernur Nomor 15 Tahun 2017, dijelaskan banjir di Jakarta setidaknya disebabkan tiga faktor.
Pertama, curah hujan lokal yang tinggi sehingga saluran drainase dan sungai meluap. Kedua, banjir kiriman yang disebabkan curah hujan tinggi di daerah hulu, yaitu Depok, Bogor, Puncak, dan Cianjur sehingga sungai meluap.
Ketiga, banjir yang disebabkan ROB (meningkatnya tinggi muka air laut) sehingga air tidak bisa terbuang kelaut terutama untuk kawasan di pantai utara DKI Jakarta di antaranya Kamal Muara, Pluit, Penjaringan, Kalibaru, Cilincing dan Marunda.
BPBD DKI mencatat titik banjir berkurang di tahun-tahun gencarnya normalisasi sungai. Pada 2013, banjir menggenangi 124 kelurahan 538 RW. Kemudian pada 2014, banjir menggenangi 125 kelurahan 634 RW.
Angka itu turun drastis pada 2015, ketika banjir menggenangi 70 kelurahan 702 RW. Kemudian pada 2016 banjir menggenangi 57 Kelurahan 201 RW. Adapun pada 2017 lalu, banjir melanda 25 kelurahan dan 86 RW.
Kelurahan itu antara lain Rawa Buaya, Tegal Alur, Kedoya Selatan, Kedoya Utara, Kembangan Utara, Cipete Utara, Petogogan, Cipulir, Pondok Pinang, Rawajati, Ulujami, Pondok Labu, Bangka, Pejaten Timur, dan Jatipadang. Kemudian juga Bidara Cina, Kampung Melayu, Cawang, Cililitan, Cipinang Melayu, Makasar, Rambutan, Pademangan Barat, Pluit, dan Penjaringan.
Pada 2017, tercatat ada 128 sekolah dan enam universitas yang terdampak banjir. Empat rumah sakit dan 14 puskesmas juga terdampak. Begitu pula dua stasiun kereta api dan tujuh gardu listrik.
Kemudian data dari Polda Metro Jaya mencatat ada 25 jalur jalan terganggu akibat genangan banjir dengan ketinggian air mencapai 50 sampai dengan 80 sentimeter dengan lama genangan 2 sampai dengan 4 jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.