JAKARTA, KOMPAS.com - Agustinus Woro, pria yang memanjat papan reklame Pasar Rebo, Jakarta Timur, akhirnya turun setelah kurang lebih satu hari berada diatas papan reklame setinggi 20 meter tersebut sejak Rabu (12/9/2018).
Ia mau turun setelah didatangi Jimly Asshiddique sesuai permintaan yang dituliskannya pada sepucuk kertas.
Dalam suratnya yang diberikan kepada petugas, pria 50 tahun itu hanya akan turun jika didatangi oleh Mahfud MD dan Jimly Asshiddique.
"Saya hanya tunggu kedatangan Prof. Jimly Asshiddique dan Prof Mahfud MD untuk membawa saya menyelesaikan kasus besar yang sudah dijanjikan oleh presiden Joko Widodo (youtube)," tulis Agustinus dalam suratnya.
Baca juga: Agustinus Panjat Baliho Lagi, Kini di Depan Mabes Polri
Jimly yang berada di lokasi mengatakan, ia memang sengaja datang untuk memenuhi permintaan Agustinus.
"Alhamdulillah tadi saya datang memenuhi permintaan Pak Agustinus pencari keadilan dari Flores yang protes dengan naik ke atas Baliho di Pasar Rebo," ujar Jimly kepada wartawan, di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (13/9/2018).
"Dia baru mau turun kalau saya yang jemput," ucapnya lagi.
Baca juga: Pria yang Panjat Papan Reklame Pasar Rebo Ancam Petugas dengan Bambu
Seorang petugas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur Bram yang berada di lokasi mengatakan, proses penurunan Agustinus dibantu oleh 2 orang petugas pemadam kebakaran berlangsung kondusif.
"Proses evakuasi oleh damkar terhadap agustinus pemanjat baliho di Pasar Rebo berlangsung kondusif," kata dia saa dihubungi Kompas.com.
Selain damkar, jajaran lain juga ikut membantu diantaranya pihak kepolisian, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, dan lain-lain.
Diketahui Agustinus telah berada diatas papan reklame pasar rebo, Jakarta Timur, sejak Rabu (12/8/2018).
Dalam aksinya, ia mendirikan bendera merah putih dan menggantungkan 2 buah kain berwarna hitam dengan tulisan "anak yatim bukan anak-anak anjing. Bubarkan KPAI antek-antek asing" dan "jangan bunuh anak yatim dengan miras motor dinasmu oknum TNI".
Ia juga menuliskan kata-kata kurang senonoh seperti "DPD-DPR-MPR homo lesbi" serta meneriakan kata-kata merdeka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.