BEKASI, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana merevitalisasi Kalimalang, Kota Bekasi menjadi mirip Sungai Cheonggyecheon, Seoul, Korea Selatan.
Pemerintah Kota Bekasi pun menyambut baik rencana Ridwan Kamil untuk merevitalisasi Kalimalang.
"Kita menyambut baik yang rencana Gubernur (Jawa Barat), yang dibutuhkan untuk revitalisasi di Kalimalang itu taman ya, air mancur, juga jembatan sehingga bisa jadi ikon baru Kota Bekasi yah," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Jumhana Luthfi kepada Kompas.com, Kamis (13/9/2018).
Baca juga: Kalimalang Direvitalisasi Bisa Makin Ramai, Saya Makin Betah Nongkrong di Sana...
Kalimalang merupakan kali buatan yang dibangun pada era Presiden Soekarno. Menurut Pengamat Kota Bekasi Ali Anwar Kalimalang dibuat untuk mengalirkan air dari Waduk Jatiluhur di Purwakarta hingga ke Jakarta Timur.
Berikut fakta-fakta seputar Sungai Kalimalang:
1. Panjangnya 70 kilometer
Air Kalimalang bersumber dari Waduk Jatiluhur di Purwakarta. Adapun bagian hulu Kalimalang terletak di percabangan Bendungan Curug di Kabupaten Karawang.
Bendungan curug ini terbagi menjadi dua saluran induk irigasi, yakni Tarum Barat dan Tarum Timur.
Baca juga: Pengamat: Kalimalang Tidak Perlu Direvitalisasi, Cukup Dipercantik
Kalimalang termasuk ke dalam saluran air Tarum Barat yang mengaliri air ke Bekasi hingga Jakarta Timur.
Artinya, saluran air Kalimalang berawal dari Kabupaten Karawang hingga Jakarta Timur yang panjangnya diperkirakan mencapai 70 kilometer.
2. Untuk pengairan pertanian
Pada era 70-an, Kalimalang berfungsi sebagai saluran irigasi pertanian. Sebab, pada saat itu, di Kota Bekasi masih terhampar luas area persawahan.
"Kali Malang dibangun sejak era Soekarno untuk pengairan pertanian dan bahan baku air minum, tahun 70-an itu Kalimalang itu 70 persen berfungsi untuk pengairan persawahan dan 30 persennya untuk air minum," kata Ali Anwar kepada Kompas.com, Kamis (13/9/2018).
3. Sumber air minum
Penulis buku "Revolusi Bekasi" itu juga menyampaikan, memasuki era 80-an, sebagian besar fungsi Kalimalang tak lagi menjadi saluran irigasi pertanian, tetapi airnya diolah untuk menjadi air minum.
"Seiring perkembangan zaman, pada tahun 80-an Bekasi kan mulai menjadi daerah industri sehingga tak lagi banyak sawah. Maka fungsinya pada saat itu berbalik 70 persen itu airnya menjadi bahan baku air minum dan 30 persennya menjadi pengairan persawahan," ujar Ali yang juga dikenal sebagai sejarawan Bekasi itu.
Baca juga: 3 Hal yang Harus Diperhatikan Ridwan Kamil Saat Revitalisasi Kalimalang
Hingga kini, air Kalimalang masih digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk diolah menjadi air minum dan dikonsumsi oleh masyarakat Bekasi, Jakarta, dan sekitarnya.
4. Pernah direvitalisasi
Pada era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, Sungai Kalimalang pernah direvitalisasi.
Revitalisasi dilakukan agar aliran air dari waduk Jatiluhur yang disalurkan melalui sungai Kalimalang tidak tercampur dengan air kiriman Bogor melalui Kali Bekasi yang sudah tercemar dengan limbah domestik dan limbah pabrik.
"Masalahnya, Kalimalang sudah baik sejak dulu. Bahkan, sudah makin baik setelah diturap sejak era SBY," ujar Ali.
Baca juga: Prioritas di 2019, Ridwan Kamil Akan Revitalisasi Kalimalang seperti Cheonggyecheon
Ia menyampaikan, revitalisasi yang dilakukan pada era kepresidenan SBY yakni dengan pengadaan sipon (bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain) yang diletakkan di dekat Jalan M Hasibuan.
Sipon tersebut dibuat di bawah aliran Kali Bekasi dan mengalirkan air dari Waduk Jatiluhur melalui Sungai Kalimalang menuju Jakarta Timur sehingga air di Sungai Kalimalang tidak tercampur dengan air kiriman Bogor melalui Kali Bekasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.