Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Dihancurkannya Rumah Kos yang Berdiri di Akses Jalan Mampang Asri

Kompas.com - 18/09/2018, 08:18 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Perumahan Mampang Asri, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, kini tengah berbahagia.

Akses jalan yang selama ini mereka butuhkan akhirnya tersedia kembali setelah sebelumnya diokupasi bertahun-tahun lamanya oleh salah satu warga bernama Anton.

Anton mendirikan indekos di sebelah rumahnya. Padahal, tanah indekos itu sedianya adalah akses jalan warga perumahan.

Ketika perumahan di Jalan Mampang XVI itu mulai berdiri pada 2005, akses keluar masuk untuk 10 kavling rumah ada di sisi barat dan timur.

Namun belakangan, akses di sisi barat itu dikuasai Anton yang tinggal di paling ujung. Anton membangun tempat cuci mobil, warung, hingga akhirnya indekos dua lantai. Warga keberatan karena membutuhkan akses jalan itu untuk keluar masuk.

Baca juga: Warga Mampang Asri Protes Akses Jalan Dijadikan Rumah Kos

 

Dibongkar Satpol PP, Pemilik Protes

Rumah Anton, warga Mampang Asri yang diprotes tetangga karena bangun indekos di akses jalan warga.KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Rumah Anton, warga Mampang Asri yang diprotes tetangga karena bangun indekos di akses jalan warga.
Pada 2017, indekos Anton dirobohkan pihak pengawasan dan penertiban bangunan (P2B) Pemerintah Kota Jakarta Selatan karena indekos itu ternyata tak memiliki bangunan. Namun, hanya tiang-tiang atas yang dibongkar. 

Senin (17/9/2018), bangunan indekos yang berada di atas rumah itu dibongkar. Saat pembongkaran, Anton disebut pergi karena emosi.

Adik Anton, Lohong, yang tinggal di lantai 1 indekos itu memprotes kedatangan satpol PP sore harinya.

"Mereka belum punya surat kok main bongkar saja. Saat saya tanya katanya suratnya sedang dalam perjalanan. Ini tidak benar," kata Lohong, Senin (17/9/2018).

Baca juga: Alasan Anton Bangun Indekos di Jalan Warga

Lohong mengatakan, pihak keluarga sebenarnya sudah merelakan bangunan di atas akses jalan warga itu dibongkar.

Pihaknya pun tidak mempermasalahkan kerugian materi yang harus ditanggung. Mereka sendiri bahkan sudah mengerahkan dua pekerja bangunan untuk membongkar perlahan-lahan.

"Tapi kan bongkar bangunan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses. Tadi pagi saya sudah tanda tangani surat pernyataan bersedia dibongkar. Tapi ini tiba-tiba dibongkar, padahal mereka belum memegang surat tugas," ujar Lohong.

Kedatangan satpol PP membuat sejumlah penghuni kos itu kelabakan. Di lantai dua rumah kos itu, ada tiga penghuni. Dua di antaranya masih berada di tempat kerja saat dilakukan penertiban.

"Kalau begini kan kasihan anak kos. Mereka masih kerja. Barang-barang mereka dikeluarkan. Paling tidak kasih suratnya dulu, nanti kami sampaikan ke anak kos biar mereka bisa berbenah pindah," ujar dia.

Baca juga: Pemilik Indekos Diminta Bongkar Bangunannya yang Gunakan Akses Warga

 

Alasan Pemkot Jaksel bantu pembongkaran

Akses jalan di Perumahan Mampang Asri, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan yang dijadikan indekos oleh salah satu warganya, Kamis (13/9/2018).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Akses jalan di Perumahan Mampang Asri, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan yang dijadikan indekos oleh salah satu warganya, Kamis (13/9/2018).
Kepala Bagian Hukum Pemerintah Kota Jakarta Selatan Luhut Purba menghargai upaya Anton membongkar sendiri bangunannya. Ia mengatakan, alat berat diturunkan agar proses pembongkaran bisa berjalan lebih cepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com