JAKARTA, KOMPAS.com – Kisah mengenai pengiriman paket misterius dari China seperti yang digambarkan dalam pesan berantai di sejumlah grup WhatsApp ternyata merupakan kejadian nyata.
Jika pesan berantai dalam grup WhatsApp itu terjadi di Yogyakarta, kisah nyata mengenai paket misterius dari China itu terjadi di Jakarta.
Kisah ini bermula saat sebuah paket misterius ditujukan kepada Angel di alamat kantornya yang berada di Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018) kemarin.
Informasi itu diterima Angel melalui pesan WhatsApp yang dikirimkan seseorang yang mengaku kurir sebuah layanan ekspedisi di daerah Slipi.
Kurir tersebut menjelaskan kepada Angel bahwa dia mendapat sebuah kiriman yang berasal dari Guangdong, China. Di lembar keterangan, tertulis barang itu berisi gaun atau dress.
Untuk memudahkan komunikasi, kurir ini mengirimkan sebuah gambar yang menunjukkan paket kiriman yang dimaksud.
Baca juga: Polri Imbau Masyarakat Waspada soal Isu Sindikat Narkoba Bermodus Salah Kirim Paket
Setelah itu kurir, meminta Angel untuk membayar sejumlah uang COD sebesar Rp 277.450.
Angel tidak merasa memesan barang yang dimaksud, sontak ia pun bingung mengapa kiriman ini dialamatkan padanya.
Di sisi lain, nama dan alamat pengiriman yang tertulis benar merupakan nama dan alamat yang kerap Angel gunakan untuk melakukan transaksi online.
Ia pun teringat dengan pesan berantai disertai foto yang sebelumnya disebarkan di grup WhatsApp keluarganya.
"Kebetulan ada om pernah posting di grup keluarga, soal penipuan pengiriman barang dari China, karena postingan sudah aku hapus, jadi aku langsung tanya kakak yang juga ada di grup itu," kata Angel saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/9/2018) siang.
Ia membandingkan dua foto yang ada, yakni foto paket yang diterimanya dari sang kurir dan foto paket misterius yang beredar melalui pesan berantai.
Ternyata, keduanya menunjukkan nama dan alamat pengirim yang sama. Pengirim atas nama Tang Li dengan alamat di Guangzhou, Guangdou, China.
Merasa tidak memesan barang yang dimaksud, Angel pun menolak untuk melakukan COD dan meminta kurir untuk melakukan pembatalan pengiriman.
"Seingat aku sih sudah lama enggak transaksi online, paling anti beli baju di online shop, apalagi shipping dari China. Kayaknya enggak mungkin aku transaksi online, apalagi belom gajian... hahahaha," kata Angel.
"Nah bikin bingung juga, kok ada pembayaran Rp 200.000 untuk kurir J&T, harusnya kalau COD ya kurirnya si online shop, kan. Kalau bayar ke kurir ya ongkir saja, terus bajunya enggak dibayar gitu? Kan aneh," ucapnya.