JAKARTA, KOMPAS.com - Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) tengah mengupayakan pengambilalihan 208 situ yang berada di Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang melalui sertifikasi. Sayangnya, upaya itu terkendala anggaran yang tersedia untuk sertifikasi.
"Kendalanya anggaran," kata Kepala BBWSCC Bambang Hidayah di Jakarta Timur, Jumat (21/9/2018).
Sertifikasi situ oleh BBWSCC telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28 Tahun 2015. Namun sejak tiga tahun lalu, baru empat situ yang disertifikasi.
"Baru empat situ yang disertifikasi pada 2017 yaitu Situ Pagam, Situ Cogreg, Situ Tlanjung Udik, dan Situ Rawa Lumbu," ujar Bambang.
Baca juga: Gandeng Kodam Jaya, BBWSCC Siap Bersihkan 4 Sungai dan 9 Situ
Di tahun yang sama, ada empat situ yang sudah didaftarkan ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan tengah menunggu sertifikatnya yakni Situ Burangkeng, Situ Ceper, Situ Binong, dan Situ Pondok Cina UI.
Menurut Bambang, pengambilalihan situ itu penting sebab tercatat dari 208 situ yang ada di Jabodetabek, 15 di antaranya hilang.
"Selama 20 tahun terakhir ini banyak yang hilang, ada 15, diambil alih orang dan alih fungsi jadi infrastruktur," kata Bambang.
Padahal, keberadaan situ penting untuk mengendalikan banjir. Selain agar tidak diokupasi pihak tak berwenang, sertifikasi situ juga penting untuk perawatan. Hampir seluruh situ yang ada tak pernah dikeruk selama ini.
"Kalau terjadi pendangkalan tanah, bisa kami keruk dan konservasi sebagai daerah resapan air," lanjut Bambang.
Ia mengatakan, target menyertifikasi 193 situ yang tersisa akan dikejar selama beberapa tahun ke depan. Pada anggaran tahun 2018, BBWSCC mendaftarkan 32 situ untuk sertifikasi. Ada 22 situ di Jawa Barat dan 9 di Banten.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.