JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok yang akan menduduki kursi wakil gubernur DKI Jakarta masih tanda tanya, setelah Sandiaga Uno meninggalkan jabatan tersebut.
Partai politik pengusung Sandiaga pada Pilkada 2017, yakni Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), tampaknya belum menemukan kata sepakat.
Dari Gerindra, nama Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik disebut-sebut sebagai calonnya.
Sementara itu, PKS diketahui ingin mengusulkan dua nama kadernya, mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu dan Sekretaris Umum DPW PKS DKI Jakarta Agung Yulianto.
PKS tengah berupaya melobi Gerindra agar menyerahkan kursi wagub DKI kepada PKS, mengingat PKS telah merelakan kursi calon wakil presiden untuk Sandiaga.
Baca juga: Belum Ada Kesepakatan, PKS Masih Yakinkan Gerindra Ikhlaskan Posisi Wagub DKI
Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif mengatakan, keputusan mengusulkan Taufik dibuat dalam rapat pimpinan daerah pada Jumat (21/9/2018) lalu.
Seluruh pengurus DPD, Dewan Pimpinan Cabang (DPC), dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerindra se-DKI Jakarta sepakat mengusulkan Taufik.
Alasannya, Taufik memiliki banyak pengalaman memimpin organisasi selama lebih dari 18 tahun dan kini menjabat wakil ketua DPRD DKI Jakarta.
"Keputusan rapim cuma tunggal, yaitu menetapkan M Taufik sebagai calon wakil gubernur DKI," ujar Syarif, Senin (24/9/2018).
DPD Gerindra DKI akan menyerahkan usulan nama Taufik sekaligus konsultasi kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) pada Rabu besok.
Baca juga: DPD Gerindra Resmi Usulkan M Taufik sebagai Cawagub DKI
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan, hingga Senin kemarin, Prabowo belum memutuskan cawagub usulan partainya.
Sebab, Prabowo masih sibuk mengurus hal-hal yang berkaitan pendaftaran Pilpres 2019.
Prabowo kemungkinan akan membuat keputusan tidak lama lagi, mengingat pendaftaran calon presiden dan pelaporan dana awal kampanye telah selesai.
"Itu (cawagub DKI) kan bukan suatu hal yang terlalu mendesak menurut kami. Jadi, kami selesaikan dulu soal capres-capres, sudah tenang, baru sambil diisi dengan kegiatan menghadapi kampanye, nanti Pak Prabowo akan memutuskan," kata Dasco.
DPP Gerindra dan Prabowo, lanjut dia, menerima usulan nama siapa pun sebagai cawagub DKI. Prabowo nantinya akan memutuskan usulan itu diterima atau ditolak.
"Usulan boleh-boleh saja. Kadang ya namanya usulan ada yang disetujui, ada yang enggak disetujui, itu biasa," ucap Dasco.
Baca juga: DPD Putuskan Taufik, Waketum Pastikan Prabowo yang Putuskan Cawagub DKI dari Gerindra
Kesepakatan yang disampaikan Sohibul itu yakni sejak awal sudah ada kesepakatan bahwa kursi wagub DKI merupakan hak PKS.
"Soal kesepakatan-kesepakatan itu, saya pribadi enggak tahu persis, karena itu belum pernah dibahas juga dalam rapat DPP (dewan pimpinan pusat) atau rapat dewan pembina," kata Dasco.
Namun, jika kesepakatan itu benar adanya, Dasco menyebut hal itu akan menjadi salah satu bahan pertimbangan Prabowo memutuskan cawagub DKI usulan Gerindra.
Baca juga: Gerindra Belum Pernah Bahas Kesepakatan Prabowo dan Sohibul soal Wagub DKI
Taufik mengatakan, Prabowo hanya tersenyum saat dia menyampaikan hal tersebut.
"Pak Prabowo senyum-senyum. Saya musti yakinin bahwa saya maju insya Allah saya menang. Masa mau maju kalah, kan mesti yakini begini sama pemimpin," kata Taufik di gedung DPRD DKI Jakarta.
Taufik harus meyakinkan Prabowo agar menunjuknya sebagai cawagub DKI. Dia sendiri yakin akan ditunjuk.
Baca juga: Prabowo Ketawa-tawa Diberitahu bahwa Taufik Dicalonkan Jadi Wagub DKI
Keyakinan itu juga timbul saat anggota DPD Gerindra DKI Jakarta merekomendasikan namanya sebagai cawagub DKI.
Akankah nama Taufik dipilih oleh Prabowo? Ataukah Prabowo akan menyerahkan kursi wagub DKI kepada PKS? Atau justru Prabowo memutuskan nama lain sebagai kandidat cawagub DKI? Semuanya masih tanda tanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.