Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kaburnya 20 Tahanan Polres Kepulauan Seribu

Kompas.com - 25/09/2018, 10:32 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 20 tahanan Polres Kepulauan Seribu kabur dari rumah tahanan mereka di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, pada Jumat (21/9/2018) lalu. Hingga Senin siang kemarin, polisi telah meringkus kembali 10 orang di antaranya. Sementara 10 orang lainnya masih diburu.

"Dari 20, alhamdulillah kami hari ini sudah mengamankan 10 orang. Jadi, masih sisa 10 orang lagi," kata Kasat Reskrim Polres Kepulauan Seribu, Iptu Fahmu Amarullah di kantornya, kemarin.

Fahmi mengimbau masyarakat yang mengetahui keberadaan para tahanan kabur itu untuk melapor ke kantor polisi terdekat.

"Saya harapkan untuk keluarga dan saudara yang mengetahui segera melaporkan dan kepada seluruh tahanan itu agar segera menyerahkan diri ke kantor polisi terdekat," ujar Fahmi.

Baca juga: Polda Metro Selidiki Kemungkinan Kelalaian Petugas Terkait Kaburnya 20 Tahanan

Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis mengatakan, kasus kaburnya 20 tahanan itu menjadi cerminan dari masalah yang dialami Polres Kepulauan Seribu. Masalah yang dimaksud Idham adalah keberadaan Mapolres Kepulauan Seribu yang tidak terletak di Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, tetapi berada di Kota Administratif Jakarta Utara.

"Ya, memang kita punya problem di Pulau Seribu itu. Polresnya tidak ada di Pulau Seribu, perwakilannya ada di Cilincing. Kami sudah ajukan pada saatnya nanti Polres Kepulauan Seribu itu harus di Pulau Seribu," kata Idham, di Mapolda Metro Jaya.

Idham menambahkan, wacana pembangunan Mapolres Kepulauan Seribu masih dibahas di tingkat Polda Metro Jaya dan Mabes Polri.

"Kami masih mencari di pulau mana yang paling bagus dan perlu kajian di tingkat Mabes Polri," katanya.

Dikira Tawuran

Kaburnya 20 tahanan tersebut sempat mengagetkan warga di sekitar Kantor Perwakilan Polres Kepulauan Seribu yang terletak di tengah pemukiman.

Sejumlah warga mengira kaburnya 20 tahanan itu merupakab peristiwa tawuran yang disebut kerap terjadi di sana.

"Saya lagi melayani, saya dagang es. Tiba-tiba orang-orang pada lari. Saya kira tawuran, lalu ada bunyi dor-dor-dor...," kata Suhatmini yang berdagang sekitar 20 meter dari kantor Polres.

Yeni, warga lainnya, menduga belasan tahanan sulit dikejar karena lari ke tempat keramaian. Mereka lalu berbaur dengan masyarakat umum atau kabur menggunakan kendaraan umum.

Baca juga: Warga Kira Ada Tawuran Saat Tahanan Polres Kepulauan Seribu Kabur

"Kalau dia lari ke sana kan kaburnya gampang, bisa naik angkot atau bus langsung ga kelacak. Beda sama yang ke arah sini (laut) yang jalannya buntu," ujarnya.

Para tahanan kabur dengan cara mendobrak pintu sel yang dibuka seorang polisi seusai mengantar seorang tahanan menjalani tes urine.

Polisi itu sempat didorong dan dipukuli para tahanan. Sementara para tahanan lain melarikan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com