Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Bekasi Tercemar, Pemkab Bogor Diminta Lakukan Pengendalian Sungai di Wilayahnya

Kompas.com - 28/09/2018, 17:09 WIB
Dean Pahrevi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi meminta Pemerintah Kabupaten Bogor untuk ikut melakukan pengendalian pada sungai di wilayah administrasi Kabupaten Bogor, yang mengaliri air ke Kali Bekasi.

Sebab, pencemaran yang terjadi di Kali Bekasi disebut berasal dari hulunya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Jumhana Luthfi mengatakan, hulu Kali Bekasi berada di Sungai Cikeas serta Cileungsi, dan kedua sungai itu masuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Bogor.

"Penindakan sudah maksimal ya, ya datang dari Bogor. Hitam itu sudah mulai dari Kali Cileungsi dari hulu," kata Jumhana, di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jumat (28/9/2018).

Baca juga: Kali Bekasi Tercemar, Ikan Mati dan Ribuan Warga Tak Dapat Air Bersih

Sementara itu, Kepala Bidang Penataan dan Pengendalian Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Sugiono mengatakan, apabila dari hulu yang terletak di wilayah Kabupaten Bogor sudah tercemar, maka dampaknya akan sampai ke hilir di Kali Bekasi.

"Karena permasalahan Kali Bekasi adalah satu kesatuan, apalagi kita berada di daerah hilir, tentu dampaknya sangat terasa kalau dari hulunya sudah tercemar limbah," ujar Sugiono.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C) Puarman mengatakan, aliran air sudah tercemar sebelum masuk ke dalam wilayah Kali Bekasi.

Pihaknya telah melakukan penelusuran sungai dari Jembatan Wika di Desa Telanjung Udik, sampai ke Jembatan Cikuda, Desa Wanaherang, Kabupaten Bogor.

Baca juga: Pemkot Bekasi Harap Pemerintah Pusat Intervensi Tangani Kali Bekasi yang Tercemar

"Dari hulu (Cikeas) kondisi air masih jernih, beranjak ke tengah sudah mulai cokelat kehitaman dan ketika sudah melewati Jembatan Cikuda sudah hitam kental," tambah Puarman.

Diketahui, kondisi air Kali Bekasi sudah sangat tercemar dari limbah pabrik maupun domestik.

Warna air kali hitam pekat ditambah bau yang menyengat. Beberapa waktu kemarin, ribuan ikan sapu-sapu pun terlihat mati mengambang di tepian kali tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com