Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tsunami di Palu Sebabkan Kapal Melintang di Jalan hingga Jembatan Putus

Kompas.com - 28/09/2018, 22:08 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Stasiun Geofisika Kota Palu, Cahyo Nugroho, belum bisa memastikan korban jiwa akibat tsunami di Kota Palu.

Hal itu dikarenakan jaringan komunikasi yang terputus akibat gempa.

Namun, lanjut dia, tsunami menyebabkan sebuah kapal melintang di tengah jalan, yang berlokasi di Kecamatan Mamboro, Kota Palu.

"Belum ada yang jalan keluar. Komunikasi pun terputus akibat gempa. Efek tsunami sementara ini berdasarkan hasil observasi kami itu ada sebuah kapal yang melintang di tengah jalan," ungkap Cahyo, di ruang mini gedung C, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jakarta Pusat, Jumat (28/9/2018).

Baca juga: Sumbernya di Daratan, Bagaimana Gempa Sulteng Bisa Picu Tsunami?

Selain itu, tsunami disebutnya juga menyebabkan Jembatan Vatulemo di Kota Palu terputus.

"Jembatan tadi saya baru dapat gambar saja, bukan hasil observasi kami. Belum tahu sumbernya dari mana. Untuk sementara gambar seperti itu kan sulit direkayasa, jadi kami pastikan itu betul terjadi. Tapi, sumbernya belum dikonfirmasi," tambah Cahyo.

Diberitakan sebelumnya, gempa dengan kekuatan magnitudo 7,7 melanda wilayah Donggala, Sulawesi Tengah.

Gempa berkedalaman 10 kilometer, berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT atau 27 kilometer Timur Laut Donggala-Sulawesi Tengah. Gempa tersebut diakibatkan aktivitas sesar geser Palu-Koro.

Akibat gempat tersebut, gelombang tsunami terjadi di Pantai Palu dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter, pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter, dan Pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter.

Tsunami diperkirakan sampai ke daratan pada pukul 17.22 WIB atau 18.22 WITA.

Baca juga: Kepala BMKG Sebut Gempa di Donggala Timbulkan Tsunami dengan Level Siaga

Peringatan tsunami telah diakhiri pada pukul 17.36.12 WIB atau 18.36.12 WITA, dengan pertimbangan air naik semakin surut dan pengamatan saksi mata salah satunya staf BMKG di Kota Palu.

"Peringatan tsunami telah kami keluarkan sekitar lima menit setelah kejadian gempa. Terpantau dari saksi mata di lapangan, ketinggian muka air laut mencapai 1,5 meter," ujar Dwikorita.

"Namun, kemudian setelah kita pantau, tsunami datang, air naik semakin surut. Dengan surutnya air yang teramati, maka peringatan dini tsunami kami akhiri," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com