Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemacetan di Tanah Abang Kerap Menyulitkan Damkar

Kompas.com - 03/10/2018, 12:01 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, seolah menjadi neraka bagi mereka yang melintasinya. Bunyi klakson bersahut-sahutan menjadi suasana sehari-hari di kawasan itu.

Selain menguji kesabaran pengendara yang melintas di sana, kemacetan di Tanah Abang rupanya juga menyimpan masalah saat ada penanggulangan kebakaran.

Pasalnya, mobil pemadam kebakaran yang mestinya diprioritaskan pun kesulitan bila harus melewati kawasan itu. Mobil pemadam mesti rela ikut bermacet-macetan.

Hal itu disampaikan Karni, Kepala Regu B Pos Pemadam Kebakaran  (Damkar) Tanah Abang. Pos Damkar itu berada di jantung Tanah Abang. Lokasinya persis di samping pintu masuk Blok F Pasar Tanah Abang.

Baca juga: Pedagang Jatibaru Pindah Berjualan ke Trotoar Stasiun Tanah Abang Pakai Tenda

Karni mengatakan, perjalanan tim damkar untuk menaklukkan si jago merah sering terhambat oleh  kemacetan di area Tanah Abang.

"Kami kalau terima berita, kami langsung keluar tapi kami langsung ngejogrok di situ (terkena macet di depan) entah berapa menit baru bisa jalan lagi," kata Karni saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (2/10/2018).

Karni menuturkan, bila kemacetan sedang parah, tim Damkar butuh waktu satu jam untuk bisa mencapai Jalan Jatibaru Raya yang jaraknya tak mencapai satu kilometer dari Pos Damkar tesebut.

Padahal, kata Karni, petugas Damkar yang posnya paling dekat harus tiba di lokasi kebakaran delapan menit setelah menerima laporan.

"Kalau lowong ya sanggup, tapi lowongnya itu tengah malam, Minggu aja hari libur itu sudah penuh jalanan. Rata-rata kami setengah jam," kata dia.

Dibantu Pak Ogah

Demi menerjang kemacetan, tak jarang petugas Damkar bekerjasama dengan pak ogah yang biasa muncul di tiap persimpangan atau putaran balik.

Menurut Karni, para pak ogah itu membantu petugas Damkar dalam menghentikan kendaraan-kendaraan yang melintas di setiap persimpangan.

Baca juga: Akhir Aksi Preman Palak Sopir Bajaj Tanah Abang...

"Mungkin kalau menurut peraturan yang namanya pak ogah itu ditangkepin, melanggar kan? Tapi kalau lagi gini, petugas gak ada, kami malah dibantu, jadi ada positifnya," ujar Karni.

Ia berharap agar bahu dan badan jalan dapat disterilkan dari keberadaan pedagang kaki lima karena menghambat arus lalu lintas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com