JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah isu mewarnai pemberitaan di desk megapolitan Kompas.com, Rabu (10/10/2018), salah satunya mengenai pemeriksaan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasonal Amien Rais.
Ia diperiksa sebagai saksi kasus kebohongan atau hoaks yang menjerat aktivis Ratna Sarumpaet di Mapolda Metro Jaya.
Pemeriksaan Amien ini diwarnai aksi unjuk rasa yang mengawalnya.
Amien Rais meminta Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi mencopot Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Hal ini disampaikan Amien saat tiba di Mapolda Metro Jaya, Rabu (10/10/2018). "Saya enggak akan panjang-panjang, saya minta ke Pak Jokowi supaya Pak Kapolri Tito segera dicopot. Alasannya, Anda cari sendiri," ujar Amien, Rabu.
Meski demikian Ia tak menjelaskan secara jelas mengapa ia melontarkan permintaan tersebut.
"Saya yakin stok pimpinan Polri yang jujur dan mengabdi bangsa negara masih banyak untuk ganti Pak Tito. Kita cinta polisi sebagai keamanan nasional tapi kalau ada oknum yang enggak benar harus diganti," kata Amien.
Baca selengkapnya: Amien Rais Minta Jokowi Copot Kapolri
Baca juga: Amien Rais Nilai Janggal Pemanggilannya sebagai Saksi Kasus Ratna Sarumpaet
Baca juga: Polisi: Pak Amien Rais Itu Negarawan, Wajar Diperiksa di Ruang Nyaman
Seorang guru agama di SMAN 87 Jakarta, NK (sebelumnya disebut N), dilaporkan telah memberi doktrin anti Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada murid-muridnya dalam kegiatan belajar mengajar.
Kepala Sekolah SMAN 87 Jakarta, Patra Patiah, mengatakan dia telah memeriksa NK.
Walau membantah telah memberi doktrin anti Presiden, NK tetap meminta maaf. "Beliau sudah meminta maaf," kata Patra di SMAN 87 Jakarta, Rabu (10/10/2018).
Baca selengkapnya: Guru SMAN 87 Jakarta Akhirnya Minta Maaf kepada Presiden Jokowi
Baca juga: Penjelasan Pihak SMAN 87 soal Guru yang Dilaporkan Beri Doktrin Anti-Jokowi
Baca juga: Bawaslu Selidiki Guru SMAN 87 yang Diduga Beri Doktrin Anti-Jokowi