Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antusiasme Anak-anak Korban Gempa Palu Saat Dengarkan Dongeng...

Kompas.com - 11/10/2018, 21:14 WIB
Cynthia Lova,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


PALU, KOMPAS.com - Anak-anak di pengungsian Balai Kota Palu antusias mendengarkan cerita boneka dari relawan di tenda darurat Balai Kota, di Tanamodindi, Mantikulore, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10/2018).

Mereka tampak bersamangat ketika diminta bernyanyi. Saat diminta bercerita menggunakan boneka tersebut, mereka berlomba-lomba unjuk jari.

Hanya tawa dan canda yang ada diraut wajah anak-anak tersebut, seakan lupa dengan peristiwa gempa dan tsunami yang terjadi pada Jumat (28/9/2018), yang meluluhlantakkan Palu, Sigi dan Donggala.

Lebih dari 2.000 sekolah terdampak bencana di Palu dan Donggala, baik rusak ringan sampai hancur total.

Pantauan Kompas.com, ada sekitar 50 anak-anak yang berkumpul di tenda darurat ini untuk mendengarkan dongeng, bernyanyi, dan belajar.

Kegiatan di tenda biru milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu dilakukan setiap hari pada pukul 10.00 Wita dan pukul 16.00 Wita.

Ara, salah satu anak yang ikut mendengarkan dongeng ini tampak aktif dan bersemangat mengikuti gerakan-gerakan tarian yang diajarkan gabungan oleh relawan gabungan Pekerja Sosial Anak, Kemensos RI, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Senang dapat hadiah, tadi aku bisa jawab pertanyaan dari kakak-kakak,” ucap Ara, semangat.

Pulihkan trauma anak

Salah satu relawan, Uncle Teebob mengatakan, layanan dukungan sosial ini berguna untuk memulihkan kembali psikis dari anak-anak.

“Ini untuk mengalihkan perhatian mereka tentang apa yang sudah mereka alami terutama anak-anak,” ucap Teebob, di Balai Kota, Tanamodindi, Mantikulore, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10/2018).

Metode yang dilakukan untuk memulihkan anak-anak pascagempa ini yakni dengan mengajak mereka bermain dan bernyanyi.

“Kita kembali menghidupkan fungsi sekolah yang harusnya mereka jalani dengan situasi seperti ini, maka dari itu kita ajak dulu mereka bermain, gambar sambil bernyanyi, yang disisipkan dengan belajar,” ujar Teebob.

Mengetahui trauma anak, menurut dia bisa dilihat dari aktivitasnya sehari-hari yang berbeda dari biasanya.

“Terkadang juga kita bisa melihat dengan cara dia gambar dari tarikan garisnya. Saat ia gambar dan mewarnai pun bisa kalau dia mewarnainya agak gelap, berarti psikisnya sudah agak terganggu,” ucap Teebob.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com