Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Jati Baru Tanah Abang Menanti Proyek "Skybridge" Selesai

Kompas.com - 14/10/2018, 13:04 WIB
Rima Wahyuningrum,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Para pedagang Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang sebelumnya berdagang di tenda-tenda Jalan Jati Baru Raya, Jakarta Pusat, menanti lahan baru untuk berjualan.

Sebab, sejak proyek pembangunan jembatan layang multiguna atau skybridge pada Agustus 2018, mereka memindahkan lapak berjualan di trotoar jalan.

"Sudah dapat lapak di atas (skybridge) nanti, bukan kios. Belum tahu kapan bisa diisi," kata Fadli, seorang pedagang jilbab, kepada Kompas.com, Minggu (14/10/2018).

Ia mengatakan, semua pedagang yang sebelumnya berdagang di tenda telah mendapatkan lapak di area berjualan skybridge.

Baca juga: Kebut Pengerjaan Skybridge, Rute Bus Transjakarta Explorer Dialihkan

Sembari menunggu skybridge selesai, mereka berdagang di trotoar sepanjang Jalan Jati Baru Raya.

Para pedagang ini membuka lapak tanpa pembatas antar-pedagang. Sementara, ruang bagi pembeli juga sangat terbatas.

Lapak para pedagang dimulai dari arah pintu Stasiun Tanah Abang Lama dan berakhir di seberang Pasar Tanah Abang Blok G.

Mereka berjualan tepat di sebelah proyek skybridge dan hanya dibatasi oleh seng pembatas proyek.

Para pedagang ini juga memanfaatkan seng sebagai tempat menggantung barang dagangan seperti baju, jilbab, tas dan lainnya.

Baca juga: PKL Skybridge Tanah Abang Akan Dikenakan Retribusi Rp 500.000 Per Bulan

Seng juga dimanfaatkan sebagai penahan terpal atap lapak dagangan mereka atau payung besar warna-warni.

"Ya sekarang sempit-sempitan dulu aja. Sabar-sabar sambil nunggu," kata Fadli.

Rani, seorang pedagang minuman, mengatakan, beberapa waktu lalu sudah mengikuti undian untuk mendapatkan lapak.

Namun, ia belum mengetahui sistem pembayaran lapak nantinya.

"Sudah, sudah dapat lapak kemarin ikut undiannya. Cuman, bayarnya gimana belum tahu," kata Rani.

Sementara itu, Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan para pedagang yang berjualan di skybridge Tanah Abang nantinya dikenakan biaya Rp 500.000 per bulan atau Rp 16.000 per harinya.

Baca juga: Setelah Skybridge Rampung, Pintu Stasiun Tanah Abang di Jalan Jatibaru Ditutup

Adapun detail pembayaran digunakan untuk keamanan, kebersihan, penerangan, dan perawatan.

"Ya kami hitung kurang lebih untuk keamanan, penerangan, kebersihan, perawatan dan lain-lain Rp 16.000 per hari, tetapi Rp 500.000 per bulannya," ujar Yoory di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Jumat (12/10/2018).

Saat ini terdaftar 372 pedagang yang mengikuti undian untuk mendapatkan lapak di skybridge mulai Kamis (11/10/2018).

Mereka yang berdagang di trotoar saat ini akan mendapatkan lapak berjualan di skybridge.

Para pedagang ini targetkan bisa berjualan di skybridge pada 30 Oktober 2018 dan pembayaran lapak dimulai pada 1 Januari 2019.

.

.

.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com