Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Taman Baca Kolong Ciputat, Diremehkan Satpol PP hingga Hidupkan Mimpi Anak-anak

Kompas.com - 15/10/2018, 15:56 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Bau pesing dan asap kendaraan menyengat di Taman Baca Masyarakat (TBM) Kolong "Flyover" Ciputat. Taman baca untuk anak-anak itu terletak persis di bawah flyover Ciputat yang terkenal akan kemacetan dan kekumuhannya.

Pasar yang terletak tak jauh dari lokasi itu dan deretan angkot yang mengakhiri tujuannya di titik itu menambah lengkap kesan kurang bersahabat.

Namun, kondisi ini jauh lebih baik setelah ada TBM kolong. Dulu, sebelum ada TBM, kolong flyover kerap jadi tempat kenakalan dan maksiat.

Di sepanjang kolong, banyak anak-anak "punk" dan preman yang memakai narkoba, melakukan tindak asusila dan berbagai kenakalan lainnya.

Baca juga: Cerita Tia yang Tak Peduli Tak Digaji agar Anak-anak Bisa Membaca (2)

Kondisi ini yang menggugah dua mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Doni dan Davina, juniornya, pada 2016 silam untuk merintis taman baca ini.

"Efek negatif di sini lebih kelihatan dengan kriminalitas, pembuangan sampah, dan tindakan asusila. Kami merasa bahwa literasi bisa jadi cara untuk menebarkan virus positif, literasi bisa menjadikan tempat ini lebih baik," kata Davina ketika ditemui Kompas.com, Sabtu (1/9/2018).

Awal berdirinya taman baca tersebut tak lepas dari keresahan yang muncul dalam diri segenap pengurus Komunitas FISIP Mengajar. Keberadaan kalangan intelektual UIN belum dirasakan langsung oleh masyarakat Ciputat.

Berangkat dari hal itu, Doni, Davina, dan Komunitas FISIP Mengajar membuat tim yang terdiri dari lima orang. Mereka bertugas mencari lokasi di sekitar wilayah Tangsel.

Dalam pencarian tersebut, Doni dan teman-temannya dipertemukan dengan komunitas kepemudaan sekaligus kelompok penggemar musisi Iwan Fals, OI Tangsel.

Baca juga: Kisah Taman Baca Sakila Kerti, Tempuh Bahaya agar Preman Terminal Berubah (1)

OI Tangsel sebelumnya melakukan kegiatan penghijauan dan pembuatan mural di kolong jalan layang tersebut. Proses diskusi yang dilakukan sejak Februari 2016 itu akhirnya membuahkan hasil dengan didirikannya TBM Kolong pada 4 Juni 2016.

Dengan memanfaatkan sebuah ruangan terbengkalai di bawah kolong jalan layang Ciputat, Komunitas FISIP Mengajar menyulap tempat tersebut jadi ramai dengan kegiatan warga membaca dan berkumpul.

Tulisan "Taman Baca Kolong" berukuran besar bernuansa hijau terpampang di bagian atas eks bangunan yang digunakan sebagai tempat dinas Satpol PP.

Selain taman baca, tempat itu juga dilengkapi berbagai macam fasilitas seperti lapangan futsal, saung, dan rumput sintetis uuntuk duduk-duduk. Fasilitas tersebut dibangun Pemerintah Kota Tangsel sebagai bentuk dukungan terhadap Komunitas FISIP Mengajar.

Peserta Taman Baca Masyarakat (TBM) Kolong Flyover Ciputat bersama Gramedia Reading Community Competition 2018, Sabtu (1/9/20KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Peserta Taman Baca Masyarakat (TBM) Kolong Flyover Ciputat bersama Gramedia Reading Community Competition 2018, Sabtu (1/9/20
Masih sering diganggu

Tak semua pihak senang dengan adanya TBM. Satpol PP saja awalnya mempermasalahkan keberadaannya.

Ketika itu, sempat ada anggota Satpol PP yang langsung masuk ke dalam TBM lalu membuang sampah, puntung rokok sembarangan, serta tidak melepas sepatunya.

Belum lagi kelompok marjinal yang kerap meresahkan masyarakat, masih ingin memanfaatkan ruang di bawah kolong flyover.

"Kolong ini kan lokasi yang sebelumnya dikesankan negatif. Nah ternyata enggak semua bersih karena sudah mendarah daging. Ujung-ujungnya masih sering orang melakukan hal negatif di sini," kata Doni.

Baca juga: Anak-anak Rumah Pelangi, Menangis hingga Rela Kayuh Sepeda 4 Km demi Bisa Baca Buku (2)

Doni menuturkan, setiap harinya masih ada saja sekelompok orang yang tidur-tiduran, nongkrong, pacaran, hingga minum-minuman di area TBM.

Untuk itu, lanjut Doni, pihaknya kini berusaha mendekatkan diri ke komunitas punk yang selama ini menyalahgunakan area TBM. Dengan mendekatkan diri, komunitas punk diharap mampu berperilaku baik di TBM.

"Dengan adanya anak punk di sini memberi gambaran TBM masih negatif. Gimana supaya bersih, kami lakukan pendekatan ke mereka," ujar Doni.

Hidup lebih produktif

Masyarakat, terutama keluarga yang tinggal di sekitar flyover Ciputat, merasa hidupnya lebih produkif dengan adanya TBM.

Nina, misalnya, ibu rumah tangga dengan tiga anak kecil, mulai rutin berkunjung ke TBM sejak Februari 2018 lalu. Anaknya yang masing-masing berusia 11, 5, dan 4 tahun diantarkan hampir setiap hari ke TBM untuk menghabiskan waktu luang.

"Tadinya cuma di rumah aja main-main, tapi di sini kan ada dongeng dan kegiatan kreativitas," kata Nina.

Baca juga: Kisah Taman Baca Sakila Kerti, Tempuh Bahaya agar Preman Terminal Berubah (1)

Nina bahkan tak perlu lagi repot-repot menyiapkan biaya untuk bimbingan belajar anaknya. TBM ini menyediakan bimbel gratis bagi anak di setiap jenjang sekolah.

Hal yang sama disampaikan Anggi, ibu rumah tangga dengan anaknya yang baru berusia enam tahun. Tak hanya meningkatkan kemampuan literasi anaknya, Anggi kadang ke tempat ini untuk berkumpul dengan ibu-ibu lainnya.

"Diajakin teman ke sini, awalnya biar enggak jenuh aja, ternyata bermanfaat," ujar dia.

Apalagi, TBM juga menggandeng ibu-ibu untuk membuat kreasi yang bisa dijual dengan sistem bagi hasil. Beberapa kreasi yang dibuat, antara lain bros dan hiasan dari flanel.

Sejak membawa anaknya rutin untuk membaca dan belajar di tempat ini, Anggi mengaku melihat perubahan dalam diri anaknya. Anaknya kini jadi lebih rajin dan aktif berkegiatan bersama teman-temannya.

Dania (9), salah satu anak yang rutin mengunjungi tempat ini, mengaku bercita-cita menjadi juru masak setelah sering dibimbing dan diasuh oleh para mahasiswa UIN.

"Kalau gede mau jadi chef. Diceritain sama kakak-kakak di sini, kerjanya masak-masak," ujar Dania.

Dania yang tadinya hanya main di rumah dan di gang yang sempit, kini memilih berjalan agak jauh untuk bermain. TBM punya banyak fasilitas yang menghibur yang membuat anak-anak betah.

"Setiap hari ke sini, baca buku-buku sama perosotan. Enakan main di sini, temannnya banyak," kata Dania.

Sampai saat ini, lebih dari 1.000 buku ada di TBM Kolong itu. Jumlah tersebut membuat TBM Kolong surplus dan mulai memberikan buku-buku ke taman baca lain yang membutuhkan.

Selain menyediakan buku bacaan dan fasilitas bermain anak, TBM juga menggelar bimbingan belajar setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com