Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Cililitan Tuntut Kepastian Pembayaran Ganti Rugi Lahan

Kompas.com - 15/10/2018, 22:38 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, mendatangi kantor Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta di Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (15/10/2018). Mereka minta kepastian soal uang ganti rugi lahan yang akan terkena proyek normalisasi sungai yang dijanjikan sejak 2013 oleh Dinas SDA.

Seorang warga, Ratna Sari (41) mengatakan, dirinya beserta warga lainnya meminta Dinas SDA DKI segera membayar ganti rugi atas tanah dan bangunan yang akan terkena program normalisasi. Pasalnya, pembebasan lahan yang dilakukan sejak 2013 hingga kini belum jelas pembayarannya.

"Katanya Desember dari tahun-tahun lalu mau dibayar, ini sudah berapa kali Desember, sampai sekarang nggak juga dibayarkan," kata dia.

Baca juga: DPRD Minta Pemprov DKI Segera Bebaskan Lahan untuk Normalisasi Sungai

Ratna mengungkapkan, dirinya memiliki dua peta bidang tanah NIB 50 senilai Rp 1,2 miliar dan NIB 51 senilai Rp 112 juta.

Dengan belum adanya ganti rugi ini, kondisi warga makin memprihatinkan karena tak memiliki dana untuk pindah.

"Kalau tetangga saya ini rumahnya miring karena setiap banjir tergerus. Kalau mau pindah ya pindah asal ada dananya. Kami sih dukung pemerintah. Tapi untuk pindah mana duitnya?" kata Ratna.

Rudi (50) warga lainnya menyebut rumah mereka makin lama makin tak layak untuk dihuni. Permukimannya terkena jalur hijau dengan adanya normalisasi kali Ciliwung.

"Tadinya ada alat berat yang beroperasi, cuma warga nolak karena belum ada pembayaran. Kami nggak pengen kayak begitu," kata dia.

Kepala Unit Pengadaan Tanah Dinas SDA DKI Yunaldi mengatakan, pihaknya sudah menemui warga. Sebagian besar warga memang berharap adanya kejelasan proses pembayaran lahan baik di aliran sungai maupun waduk.

"Tadi juga sudah kami sampaikan permasalahan yang ada ke warga yang masuk dalam program normalisasi," kata dia.

Ia berjanji untuk mengusahakan secepatnya pembayaran tersebut kepada warga. Pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi lain untuk melakukan koreksi harga.

"Itu pemahaman yang saya berikan ke masyarakat. Insya Allah kami berusaha belanja lahan bisa direalisasikan pertengahan Desember 2018," kata Yunaldi.

Baca juga: Normalisasi Sungai, BBWSCC Pertanyakan Nasib Pembebasan Lahan oleh Pemprov DKI

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com