JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kompleks Akabri Menteng Pulo, Jakarta Selatan, berbondong-bondong datang ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Kamis (18/10/2018) sore.
Mereka mengancam membongkar makam orangtua mereka lantaran akan digusur.
"Kami warga Perumahan Akabri sudah sepakat untuk membongkar semua makam ayah-ayah kami. Taman ini disebut Taman Makam Pahlawan, tapi dalam persoalan kami, para oknum Akademi TNI tidak memperlakukan pahlawan seperti arti kata sebenarnya," kata Tini, perwakilan warga, Kamis sore.
Tini mengatakan, ia dan warga lainnya merasa nama baik ayah mereka dihina. Sebab, rumah yang kini mereka tempati dari orangtua mereka, akan diambil alih oleh Akademi TNI sebagai rumah dinas.
Baca juga: TNI Tegaskan Hanya Orang-orang Ini yang Berhak Tempati Kompleks Akabri
"Terjadi lagi pembongkaran rumah, pengusuran rumah kami yang semena-semena yang tidak menghargai jasa pahlawan," ujar Tini.
Ade, warga lainnya mengatakan, kemarahan warga dipicu peristiwa pada Rabu (17/10/2018) kemarin.
Seorang warga bernama Jayadi diusir dari rumah yang ditempatinya selama berpuluh-puluh tahun. Tak hanya itu, Jayadi juga kena pukulan aparat.
"Kita masih dalam proses persidangan tapi penertiban jalan terus, jadi kami merasa seperti tidak dihargai. Artinya, walaupun 28 dari 44 warga ayahnya disemayamkan di sini, menurut kami apa gunanya? Mending dipindahkan ke lain tempat yang orang lain bisa respek," ujar Ade.
Tak bisa dibongkar
Anggota Garnisun bernama Dasril yang berperan sebagai Pembina Keamanan TMP Kalibata buru-buru kembali ketika mendengar ada upaya pembongkaran makam.
Untungnya, tak ada pembongkaran sebab warga ingin mengikuti prosedur.
Baca juga: Warga Kompleks Akabri Sebut Ada Korban Saat Pengosongan Rumah
Dasril mengatakan, warga tak bisa membongkar makam apapun alasannya. Sebab, jasad yang dimakamkan sudah diserahkan ke negara.
"Kan saat meninggal, apel persada, itu keluarga tanda tangan menyerahkan ke negara. Mau diurus ke Garnisun atau ke Kemensos tetap tidak bisa," kata Dasril.
Dasril mengingat peristiwa Desember 2015 ketika warga Perumahan Zeni Mampang diusir dari rumahnya.
Saat itu, ratusan warga berbondong-bondong datang ke TMP Kalibata untuk memindahkan jasad orangtua mereka.