Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Minta Uang Kompensasi Bau Dinaikkan, Anggota DPRD Bekasi Desak PKS Bantergebang Dievaluasi

Kompas.com - 24/10/2018, 08:38 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPRD Kota Bekasi Ariyanto Hendrata mengatakan, Pemkot Bekasi dan Pemprov DKI harus segera mengevaluasi perjanjian kerja sama (PKS) soal penanganan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dengan adanya permintaan warga agar nilai uang kompensasi dinaikkan.

"Itu (naikkan uang bau) bagian dari evaluasi yang perlu dilakukan karena bagaimana pun juga, mereka (DKI Jakarta) menumpang di Kota Bekasi dan dampaknya dirasakan warga Kota Bekasi, khususnya warga Bantargebang," kata Ariyanto di Bekasi, Selasa (23/10/2018).

Menurut Ariyanto, sejak tahun 2016 PKS terkait TPST Bantargebang belum dievaluasi. Karena itu, PKS harus segera dievaluasi khususnya persoalan uang kompensasi kepada warga Bantargebang yang tiap hari menghirup bau sampah.

Baca juga: Air Licit Truk Sampah ke TPST Bantargebang Kerap Buat Pengendara Motor Terjatuh

"Kasihan warga di sana, karena DKI tidak komitmen mengurangi sampah yang dikirim. Oksigen itu mahal di sana (Bantargebang), karena menyangkut kesehatan warga, ini cuma dihargai Rp 200.000 per bulan," ujar Ariyanto.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, ia mengetahui usulan warga Bantargebang yang meminta kenaikan uang kompensasi. Dia akan membawa usulan itu dalam pembahasan dengan Pemprov DKI terkait TPST Bantargebang yang akan digelar Kamis besok.

"Apa yang menjadi keinginan warga, saya kelola administrasinya, saya sampaikan langsung ke DKI. Makanya kalau DKI mau tangani semua persoalan yang ada, seperti sarana pendidikan, lingkungan hidupnya bagus, kami sangat welcome," kata Rahmat Effendi alias Pepen.

Sejumlah warga Bantargebang telah meminta kenaikan uang kompensasi bau. Saat ini mereka menerima Rp 600.000 per tiga bulan.

Supriadi, warga Bantargebang, mengaku walaupun uang bau yang diterimanya selama ini tidak ada keterlambatan, namun jumlah uang yang diterimanya masih kurang. Dia berharap Pemprov DKI menaikan nilai uang kompensasi itu.

"Selama ini sih lancar aja, cuman jumlahnya kurang. Kami kan di sini keganggu banget, baunya belum debunya, suara bisingnya. Ini kan juga beresiko buat anak-anak banyak truk begini," kata Supriadi.

Baca juga: Warga Bantargebang: Harusnya Uang Bau Ditambah Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com