JAKARTA, KOMPAS.com - Pilot pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018), disebut telah memiliki jam terbang tinggi.
"Pesawat ini dikomandoi oleh Suneja dan kopilot Harvino. Dimana kapten penerbang ini mempunyai 6.000 jam terbang dan sudah sering membawa jenis pesawat ini," ujar Presdir Grup Lion Air Edward Sirait di gedung Lion Air Operation Center, Jalan Marsekal Surya Darma No 44, Selapajang Jaya, Neglasari, Kota Tangerang, Senin (29/10/2018).
Ia melanjutkan, pesawat jenis itu pernah diterbangkan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Edward menyebukan, pesawat jenis itu pernah diterbangkan dari Manado di Sulawesi Utara menuju China.
"Kopilotnya juga sudah kopilot senior dengan 5.000 lebih jam terbang, kurang lebih 5.100 jam terbang," lanjut dia.
Baca juga: Jokowi Instruksikan KNKT Investigasi Penyebab Jatuhnya Lion Air di Perairan Karawang
Hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan mengenai penyebab terjadinya kecelakaan pesawat itu.
Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pagi tadi.
Edward mengatakan, pesawat Lion Air JT 610 itu terjatuh setelah mengudara selama sekitar 13 menit.
Setelah 13 menit mengudara, tidak ada komunikasi lagi antara awak pesawat dengan tower maupun operation center Lion Air.
Masih menurut Edward, pesawat ini mengangkut 178 penumpang dewasa, 1 anak, dan dua orang bayi.
Saat ini posko evakuasi korban jatuhnya Lion Air JT 610 dipusatkan di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma.
Baca juga: Ledakan Terdengar Saat Pesawat Lion Air Jatuh di Perairan Karawang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.