JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga dan kerabat para penumpang pesawat Lion Air JT 610 rute yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, dalam penerbangan dari Cengkareng ke Pangkal Pinang, Senin (29/10/2018), mendatangi tiga titik informasi yang disediakan untuk mendapatkan kabar tentang penumpang pesawat tersebut.
Ada tiga pusat informasi yang disediakan, yaitu di pusat krisis di Bandara Soekarno-Hatta, di posko evakuasi Bandara Halim Perdanakusuma, dan di RS Polri.
Pesawat Lion AIr JT 160 itu mengangkut 181 orang penumpang. Sebanyak 178 orang dewasa, 1 anak, dan 2 bayi. Dari 181 orang itu, 7 orang merupakan awak pesawat.
Baca juga: INFOGRAFIK: Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610...
Sejumlah barang-barang milik korban dan serpihan pesawat telah ditemukan di Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin siang hingga malam. Tim evakuasi juga telah mengamankan 24 jenazah hingga Senin malam.
Bandara Soekarno-Hatta
Pusat informasi kecelakaan Lion Air JT610 berada gedung VIP Terminal IB, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Pihak bandara memperbolehkan keluarga menginap di crisis center itu.
Kepala Otoritas Bandara Wilayah I Bagus Sunjoyo mengatakan, pihaknya menyediakan makanan dan selimut untuk para keluarga dan kerabat korban yang menanti informasi.
"Kami juga menghadirkan pemuka agama untuk menyejukkan keluarga," kata Bagus di lokasi, Senin.
Di sana, juga telah terpajang daftar nama penumpang dan awak kabin yang menjadi korban kecelakaan tersebut.
Baca juga: 10 Informasi Seputar Tragedi Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610
Hingga Senin malam, 169 keluarga korban telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta dari Pangkal Pinang dan Medan.
Bandara Halim Perdana Kusuma
Pusat informasi juga disediakan di halaman gedung PT Angkasa Pura II Divisi Teknik, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Bandara tersebut menjadi tempat evakuasi korban yang dibawa dari lokasi jatuhnya pesawat di Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Di posko itu disediakan fasilitas internet gratis, toilet, mushala, free charge untuk keluarga korban.
RS Polri
Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur juga menjadi titik informasi terakhir keluarga menemukan korban yang dinyatakan telah meninggal dunia. RS Polri meminta kepada seluruh keluarga korban untuk menghubungi tim ante mortem di ruang Disaster Victim Investigation (DVI) untuk identifikasi korban.
Untuk kepentingan pencocokan DNA dan sidik jari, keluaga diminta untuk membawa sikat gigi korban dan pakaian terakhir korban yang belum dicuci. Keluarga juga diminta membawa dokumen korban yang ada sidik jari seperti sertifikat, ijazah, KTP dan SIM.
"Kalau enggak ada foto gigi, foto saat tersenyum atau tertawa lebar (bisa dibawa) sehingga tampak semua giginya," kata Kepala Instalansi Kedokteran Forensik RS Polri Kombes Pol Edy Purnomo, Senin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.