Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Posko Lion Air di Bandara Halim Tak Lagi Layani Aduan Keluarga

Kompas.com - 01/11/2018, 20:27 WIB
Dean Pahrevi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Posko jatuhnya pesawat Lion air JT 610 yang didirikan di Bandara Halim Perdanakusuma tak lagi menerima aduan dari keluarga korban.

Corporate Communications Lion air Ramaditya Handoko mengatakan, hal itu dikarenakan semua keluarga korban sudah melapor dan terdata pihak Lion air.

"Ya karena semua sudah terdata jadi di sana (posko Halim) sudah sepi, tidak banyak keluarga lagi," kata Rama saat ditemui Kompas.com, Kamis (1/11/2018).

Untuk itu, pihak Lion air mengalihkan posko utama pengaduan dan pusat informasi untuk keluarga korban di Hotel Ibis, Cawang dan Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

"Posko di Halim tetap buka untuk keperluan distribusi logistik dan pusat personel Lion Air yang bertugas menangani keluarga korban," ujar Rama.

Baca juga: Keluarga Korban Lion Air PK-LQP Terus Datangi Posko di Ibis Cawang

Pihak Lion air pun mengerahkan 150-an pegawai untuk melayani keluarga korban dalam segi pendataan maupun pendampingan psikologi.

Ke-150-an pegawai tersebut disebar di dua titik posko, yakni di Posko Hotel Ibis Cawang dan RS Polri Kramatjati.

"Kita juga siapkan tim khusus yaitu untuk mendampingi keluarga korban untuk memulihkan psikisnya," ucap Rama.

Sedikitnya 20 psikolog dikerahkan untuk memulihkan psikis keluarga korban yang terpukul pasca-kejadian jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.

Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang terjatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Senin (29/10/2018), pagi.

Pesawat Lion Air JT 610 itu terjatuh setelah mengudara selama sekitar 13 menit.

Setelah 13 menit mengudara, tidak ada komunikasi lagi antara awak pesawat dan tower maupun operation center Lion Air.

Baca juga: Keluarga Korban Lion Air PK-LQP Terus Datangi Posko di Ibis Cawang

Pesawat ini mengangkut 178 penumpang dewasa, seorang anak, dan 2 bayi.

Selain itu, mengangkut 4 kru pesawat yang sedang training, 3 pramugari dan 1 engineer, 8 awak pesawat, 2 penerbang, satu instruktur kabin, pramugari dan 5 kru kabin.

Adapun Hingga Rabu (31/10/2018) malam, 56 kantong jenazah korban jatuhnya Lion Air JT 610 telah tiba di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.

Sementara itu, satu jenazah korban berhasil diidentifikasi yakni, Jannatun Cintya Dewi, kelahiran Sidoarjo (Jawa Timur).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com