Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS DKI: Kami Tak Mengancam, Cuma Mengingatkan Gerindra Penuhi Janji

Kompas.com - 01/11/2018, 22:43 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PKS DKI tidak sedang mengancam akan mematikan mesin partai pada Pemilihan Presiden 2019 jika tidak mencapai kesepakatan dengan Partai Gerindra untuk mendapatkan kursi wakil gubernur DKI Jakarta.


PKS DKI hanya mengingatkan Partai Gerindra untuk memenuhi janjinya, yakni menyerahkan kursi wagub DKI kepada PKS, sesuai komitmen antara Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Enggak apa-apa (Gerindra) enggak merasa terancam. Kami enggak mau mengancam juga, cuma kami mengingatkan saja, kalau begitu (Gerindra) penuhi janjinya, mengajak memenuhi janji," kata Ketua Dewan Syariah Wilayah (DSW) PKS DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi saat dihubungi, Kamis (1/11/2018).

Baca juga: PKS DKI: Tak Ada Perintah Matikan Mesin Partai tetapi PKS Itu Partai Kader

Suhaimi menyampaikan, sejak awal, para kader PKS tingkat provinsi dan ranting se-Jakarta memegang komitmen Sohibul dan Prabowo itu. Mereka meyakini informasi yang disampaikan para petinggi PKS bahwa Prabowo menyerahkan kursi wagub DKI kepada PKS.

"Itu kan di tingkat pusat memberikan sebuah pernyataan bahwa wagub itu hanya PKS. Itu kami dengar dari pimpinan kami. Kami mesti percaya dengan pimpinan kami kan," kata Suhaimi.

Karena pembahasan masih alot dan Gerindra tak kunjung menyerahkan kursi wagub, Suhaimi menyebut banyak kader PKS di Jakarta yang merasa kecewa. Hal itu pasti akan berdampak pada matinya mesin partai PKS DKI pada Pilpres 2019.

"Banyak kader yang kecewa, (mereka) gemas, pada gemas," ucapnya.

Baca juga: PKS: Kami Hanya Ingatkan Komitmen yang Disampaikan Pak Prabowo

Jika Gerindra tidak menepati janji, kata Suhaimi, kepercayaan masyarakat juga akan hilang. Hal ini bisa memengaruhi perolehan suara Prabowo-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.

"Ketika masyarakat merasa janji enggak ditepati, kemudian kecewa, itu yang berdampak, nuansa koalisi itu di situ, pasti akan berdampak pada suara. Itu yang kami ingatkan," tutur Suhaimi.

Kursi wagub DKI masih kosong setelah ditinggalkan Sandiaga yang mengundurkan diri untuk maju sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2019.

Untuk mengisi posisi tersebut, partai pengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga pada Pilkada DKI Jakarta 2017 harus mengusulkan dua nama kandidat.

DPRD DKI Jakarta nanti akan melakukan pemungutan suara untuk memilih satu dari dua nama kandidat yang diusulkan parpol pengusung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com