Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mantan TKI, Menyusup di Kapal Sayur demi Pulang ke Indonesia

Kompas.com - 02/11/2018, 21:08 WIB
Sherly Puspita,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski usianya tak lagi muda, Siti Badriah, berdiri di atas mobil komando.

Dengan suaranya yang lantang, Siti menjadi orator aksi yang memprotes hukuman mati terhadap pekerja migran asal Majalengka, Jawa Barat, Tuti Tursilawati oleh Pemerintah Saudi di Kedutaan Besar Saudi, Jumat (2/11/2018).

Suaranya bergetar ketika menyampaikan kisah mengenai nasib nahas Tuti yang dihukum mati karena tersangkut kasus pembunuhan.

"Saya bisa rasakan apa yang Tuti rasakan," teriaknya penuh kegeraman, Jumat.

Baca juga: Soal Notifikasi Eksekusi Mati TKI, Ini yang Seharusnya Dilakukan Pemerintah

Ditemui usai penyelenggaraan aksi, Siti menyampaikan alasannya begitu menggebu-gebu menyuarakan protesnya.

Ternyata, ia merupakan mantan pekerja migran yang juga mengalami perlakuan tak menyenangkan dari majikannya meski bukan perlakuan kasar secara fisik.

"Tuti tidak niat membunuh. Bayangkan mbak, bagaimana jika di negeri orang kita tertekan, tidak ada yang bantu. Lalu dianiaya, mau diperkosa. Apa kepala tidak pecah memikirkannya? Saya yakin dia tidak berniat membunuh, dia korban dan ingin menyelamatkan diri saja," papar Siti.

Ia bercerita, pengalaman tak menyenangkan menjadi pekerja migran telah ia rasakan. Ia mengaku pernah menyusup di kapal sayur untuk bisa pulang ke Indonesia.

Pada tahun 2002, melalui agen yang bersertifikat resmi, Siti bertaruh nasib dengan bekerja di Malaysia.

Massa dari Migrant Care menggelar aksi unjuk rasa pasca-eksekusi mati pekerja migran asal Majalengka, Jawa Barat, Tuti Tursilawati di depan Gedung Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi, Jakarta, Jumat (2/11/2018). Pemerintah Arab Saudi melakukan eksekusi mati terhadap Tuti di Kota Taif, tanpa notifikasi atau pemberitahuan resmi kepada perwakilan Pemerintah Indonesia, baik pihak KBRI di Riyadh maupun KJRI di Jeddah.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Massa dari Migrant Care menggelar aksi unjuk rasa pasca-eksekusi mati pekerja migran asal Majalengka, Jawa Barat, Tuti Tursilawati di depan Gedung Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi, Jakarta, Jumat (2/11/2018). Pemerintah Arab Saudi melakukan eksekusi mati terhadap Tuti di Kota Taif, tanpa notifikasi atau pemberitahuan resmi kepada perwakilan Pemerintah Indonesia, baik pihak KBRI di Riyadh maupun KJRI di Jeddah.

Dalam kontrak perjanjian yang ditandatangani, Siti dijanjikan akan bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Ia akan menerima gaji utuh pada bulan ke-4. Sementara itu, pada bulan-bulan sebelumnya, gaji akan masuk ke agen sebagai ganti uang perjalanan dan jasa penyaluran tenaga kerja.

"Tapi saya bekerja siang malam dan sampai 10 bulan tidak digaji. Saya juga dioper-oper terus, saya dijual kepada majikan lainnya. Saya kemudian bertanya kepada agen itu," kata dia.

Namun, agen itu tak memberikan jawaban yang membuat lega. Mereka bahkan mengancam akan memberikan sanksi berat jika Siti tak menyelesaikan kontrak.

Padahal, dokumen-dokumen pribadi Siti, termasuk paspor disimpan pihak agen.

"Saya coba kabur. Lalu saya hubungi KBRI untuk minta pertolongan. Namun, KBRI tidak menjemput juga," kata dia.

Baca juga: Anggota Komisi I DPR Minta Pemerintah Kaji Ulang MoU Pengiriman TKI ke Arab Saudi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com