Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Bau Gas, Penumpang KRL di Buaran Berhamburan Keluar Rangkaian

Kompas.com - 04/11/2018, 06:08 WIB
David Oliver Purba,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Buaran, Jakarta Timur dihebohkan dengan bau gas yang tercium saat KRL berhenti di stasiun tersebut, Sabtu (3/11/2018).

Dari rekaman video yang tersebar di media sosial, terlihat sejumlah penumpang KRL berhamburan keluar KRL karena bau yang cukup kuat. Para penumpang tampak nekat melompat dari KRL dan melintas di rel kereta.

Tampak beberapa petugas stasiun mencoba untuk membantu.

VP Komunikasi PT KCI Eva Chairunisa mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 12.30 WIB di Stasiun Buaran. Dari laporan masinis KRL, saat masuk ke stasiun ada bau gas yang berasal dari luar KRL masuk ke  dalam rangkaian.

"Bau gas juga terdapat di area stasiun khususnya Buaran dan dirasakan pengguna jasa yang berada di stasiun," ujar Eva melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Sabtu (3/11/2018) malam.

Mendapatkan laporan tersebut petugas stasiun memeriksa kawasan stasiun. Adapun stasiun dinyatakan aman dan bukan merupakan sumber bau. Petugas kemudian kembali melakukan penyisiran dan didapati bau tersebut bersumber dari kawasan industri yang berlokasi di KM 16 yang berada di antara Stasiun Buaran dan Stasiun Klender.

PT KAI Daop I dan PT KCI telah melaporkan hal tersebut ke Pemerintah Kota Jakarta Timur.

Sedangkan para penumpang KRL telah diminta untuk kembali ke rangkaian KRL.

"Jadi bukan dari stasiun atau dari rangkaian KRL tapi dari kawasan area pabrik. Untuk penumpang yang sempat keluar rangkaian pada saat mencium bau gas juga sudah diimbau untuk kembali ke dalam rangkaian karena bau gas bukan berasal dari KRL atau stasiun," ujar Eva.

"Kejadian ini tidak menyebabkan gangguan operasional KRL. Perjalanan KRL lintas Jakarta Kota-Berkasi berlangsung normal," kata Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com