"Kami akan melakukan simulasi tanggap banjir, mulai dari simulasi rekayasa lalu lintas sampai simulasi evakuasi dini bagi warga yang tinggal di tempat-tempat yang rawan banjir," ujar Anies.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga telah membicarakan kesiapan logistik saat terjadinya banjir, contohnya air bersih dan sanitasi.
"Kemudian memastikan bahwa mekanisme penyaluran bantuan di berbagai tempat itu berlangsung dengan cepat dan tepat sasaran," tutur Anies.
Baca juga: Antisipasi Banjir, DKI Berencana Tambah Pompa di Kali Sentiong
Hal lain yang dilakukan Pemprov DKI yakni menyiagakan 1.400 relawan yang sudah terverifikasi untuk melaporkan titik banjir dan menginformasikan peringatan dini.
Menurut Anies, Pemprov DKI selama ini menerima laporan banjir dan harus memverifikasinya lagi. Sebab, laporan yang masuk belum diketahui validitasnya.
"Tidak bisa lagi ke depan kami menerima laporan secara random dari pihak-pihak yang tidak terverifikasi. Karena itu, mulai sekarang kami sudah memiliki 1.400 orang yang terverifikasi di seluruh wilayah Jakarta, yang ketika dia mengirimkan laporan, maka laporan itu tidak perlu kami cek ulang lagi," kata Anies.
Baca juga: Cegah Banjir, DKI Akan Bangun Tanggul Temporer di Cipinang Melayu
Dia menyampaikan, 1.400 relawan itu merupakan ketua RT, ketua RW, lembaga musyawarah kelurahan (LMK), dan forum kewaspadaan dini masyarakat (FKDM).
Mereka diseleksi Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta.
Ribuan relawan itu sudah memiliki pengetahuan soal cara menyampaikan laporan dengan akurat. Dengan demikian, Pemprov DKI bisa merespons laporan itu lebih cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.