Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Rumah Terisolasi akibat Proyek Tol Serpong-Cinere

Kompas.com - 14/11/2018, 20:59 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Warga RT 001 RW 002 Kelurahan Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan mengeluhkan pengerjaan proyek Tol Serpong-Cinere yang mengakibatkan rumah di kawasan tersebut kerap terendam banjir. Foto diambil Selasa (13/11/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Warga RT 001 RW 002 Kelurahan Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan mengeluhkan pengerjaan proyek Tol Serpong-Cinere yang mengakibatkan rumah di kawasan tersebut kerap terendam banjir. Foto diambil Selasa (13/11/2018).
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com  - Enam unit rumah di RT 001/RW 002 Kelurahan Bambu Apus, Tangerang Selatan, terisolasi akibat proyek pembangunan Tol Serpong- Cinere. Rumah-rumah itu berada persis di pinggir kawasan proyek pembangunan tol.

Dari pantuan Kompas.com, Rabu (14/11/2018), enam rumah itu terlihat "terjepit". Di depan rumah terdapat galian proyek pembangunan jalan tol. Di belakang rumah itu terdapat tanah yang tinggi.

Lokasi enam rumah itu berada lebih rendah dibanding kawasan proyek. Jika hujan, air kerap meluap hingga masuk ke perumahan warga.

Baca juga: Waskita Pastikan Tol Cinere-Serpong Beroperasi Tahun Depan

Jalan menuju permukiman tersebut juga rusak disebabkan proyek pembangunan.

Seorang warga, Jumbadi, mengatakan awalnya ada 24 kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan itu. Namun, pada 2017, 18 rumah telah dibebaskan. Pembebasan dilakukan seiring dengan dimulainya pengerjaan proyek jalan Tol Serpong-Cinere.

"Awalnya 24 KK. Rumahnya mengelilingi daerah ini. Tapi sekarang tinggal 6 saja," ujar Jumbadi.

Ia mengatakan, dari pembicaraan dengan penanggung jawab proyek, PT Waskita, semua rumah akan dibebaskan. Semua warga yang tinggal di kawasan itu bahkan telah mengurus dokumen yang diminta ke pihak kelurahan. Warga dijanjikan untuk dibeli tanahnya Rp 3 juta per meter.

Namun, hingga proyek jalan tol mulai dikerjakan, hanya 18 rumah yang dibebaskan.

Jumbadi berharap penanggung jawab proyek mau membebaskan tanah mereka. Proyek pembangunan tersebut membuat aktivitas warga yang tersisa di kawasan itu menjadi sulit.

Selain jalan yang rusak, pembangunan jalan tol juga mengakibatkan kawasan tersebut rentan banjir.

Jumbadi mengatakan, September lalu, saat hujan, perumahan warga terdampak banjir. Sebabnya aliran pembuangan air yang dibuat oleh penanggung jawab proyek terlalu kecil.

"Kami sama-sama ngajuin surat-suratnya diminta kelurahan, semuanya. Kami kena (dibebaskan), ada kok gambarnya. Tapi sekarang enggak kena (tidak dibebaskan)," ujar Jumbadi.

"Kalau bisa ya dikenakanlah. Khawatir juga (jika banjir)," kata Jumbadi.

Hal serupa disampaikan Mulyono. Mulyono berharap agar rumah miliknya juga segera dibebaskan. Ia menilai kondisi di permukiman tersebut sudah tidak laik.

"Kalo ngeliat sikonnya seperti itu saya ingin dibebaskan. Insya Allah ingin nyusul teman-teman saya yang sudah buat komplek baru. Kondisinya kami ini terjepit. Jelas nanti tidak akan aman," ujar Mulyono.

Lurah Bambu Apus, Subur mengatakan, sebelum jadi proyek Tol Serpong-Cinere, kawasan tersebut merupakan area persawahan yang kerap banjir. Namun pengerjaan tol membuat aliran pembuangan air di kawasan tersebut terganggu.

Subur mengatakan, pihaknya telah meminta penanggung jawab proyek yaitu PT Waskita dan PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) membangun saluran air. Pihak kelurahan juga meminta agar penanggung jawab proyek membebaskan enam rumah tersebut.

"Nah dulu ada beberap rumah, jadi sisanya enam enggak kena (pembebasan lahan). Saya sudah beberapa kali ngecek dan minta pihak tol bikinin saluran air. Intinya kami sudah mediasi, saya sudah ngajak Waskita dan CSJ," ujar Subur.

"Karena tol belum kelar jadi ada warga yang jalannya kena. Kan khawatirkan, kasihan juga. Saya berharap itu kalau bisa dikenakan lagi (dibebaskan)," ujar Subur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com