TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Warga RT 001/RW 002, Kelurahan Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan, mengeluhkan pengerjaan proyek Tol Serpong-Cinere. Menurut mereka, proyek tersebut menyebabkan kawasan tempat tinggal mereka jadi rentan banjir.
Seorang warga, Jumbadi, mengatakan pengerjaan proyek tersebut membuat saluran pembuangan di kawasan itu tidak berjalan baik. Akibatnya, genangan mudah terjadi jika hujan.
"Pertama kali hujan itu 2 November yang paling parah. Sepinggang orang dewasa. Kalau dulu sebelum ada proyek pernah tergenang, tapi itu kalau hujan lama. Ini setengah jam langsung banjir," kata Jumbadi di lokasi, Selasa (13/11/2018).
Ia mengatakan, saat hujan warga menjadi was-was meskipun penanggung jawab proyek telah menggali aliran pembuangan air berukuran besar.
Baca juga: 6 Rumah Terisolasi akibat Proyek Tol Serpong-Cinere
Menurut warga, hal tersebut tidak berpengaruh banyak. Permukiman warga masih digenangi air ketika hujan.
Selain mengakibatkan banjir, pengerjaan proyek mengakibatkan jalan menuju permukiman warga rusak.
Ini karena hampir setiap hari truk dan alat berat melintas di kawasan tersebut. Belum lagi tanah liat hasil galian jatuh ke jalan dan membuat jalanan licin. Pengendara sepeda motor dan warga yang hendak berjalan jadi kesulitan melintas.
Hal serupa disampaikan warga lainnya, Mulyono. Dia mengaku khawatir jika hujan tiba rumahnya akan digenangi air.
Kondisi jalan yang rusak dan licin itu membuat warga sulit berkegiatan.
"Itu riskan sekali kalau musim hujan begini banjir dan sangat becek," ujar Mulyono.
Ia mengatakan, rumah yang dia tempati merupakan satu dari enam rumah yang tidak dibebaskan untuk proyek Tol Serpong-Cinere. Rumah-rumah itu pun jadi terisolasi.
Enam rumah itu berada lebih rendah dibanding lokasi proyek tol.
Lurah Bambu Apus, Subur, mengatakan bahwa sebelum dijadikan kawasan proyek Tol Serpong-Cinere, kawasan tersebut merupakan area persawahan. Pengerjaan jalan tol membuat aliran pembuangan air di kawasan tersebut terganggu dan mengakibatkan permukiman warga semakin rentan terhadap banjir.
"Nah dulu ada beberapa rumah, jadi sisanya enam enggak kena (pembebasan lahan). Saya sudah beberapa kali cek dan minta pihak tol bikinin saluran air. Intinya kami sudah mediasi, saya sudah ajak Waskita dan CSJ," ujar Subur.
Project Manager Proyek Tol Serpong-Cinere, Kwatantra mengatakan, pihaknya telah membangun boks saluran air guna mengantisipasi banjir di daerah tersebut. Namun, Kwatantra mengakui, selama proses konstruksi, boks saluran air tersebut belum berfungsi normal.
Selama konstruksi berlangsung, pihaknya menyiagakan alat serta petugas yang akan segera membersihkan saluran air yang tersumbat ketika hujan turun.
"Saluran yang sudah kami buatkan memang sudah mengakomodir banjir 50 tahunan. Jadi setelah tol beroperasi tidak ada lagi isu terkait genangan di situ, secara desain ya. Memang selama masa konstruksi belum bisa dikatakan ideal karena akses pasti akan melewati jalan-jalan yang juga dipakai bersama warga," ujar Kwatantra.
Soal jalan yang rusak dan licin, ia mengatakan pihaknya menyiagakan petugas yang segera membersihkan tanah yang melekat di jalan.
"Ada tim namanya housekeeping ini di masing-masing area yang rawan dan berpotensi terjadi kotoran-kotoran. Begitu kendaraan lewat meninggalkan tanah, kami bersihkan saat itu juga," ujar Kwatantra.
Pembangunan proyek Jalan Tol Serpong-Cinere ditargetkan dapat rampung tau 2019 mendatang. Nilai kontrak Tol Serpong-Cinere lebih kurang Rp 2,1 triliun. Pada pertengah September 2018, progres pengerjaannya baru sekitar 40 persen.
Jalan Tol Serpong-Cinere terbentang sepanjang 10,14 kilometer. Jalan bebas hambatan itu menjadi penghubung antara Jalan Tol Cinere-Jagorawi dengan Jalan Tol Kunciran-Serpong.
Pemegang konsesinya yakni PT Cinere-Serpong Jaya (CSJ), anak perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.