Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Studio Al Quran Mushaf Betawi di Jakbar

Kompas.com - 19/11/2018, 13:15 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deretan lembar mushaf (bagian naskah Al Quran yang bertulis tangan) menghiasi dinding ruang Studio Al Quran Mushaf Betawi yang berada di lantai satu sebuah rumah di Jalan Al-Ittihad Nomor 16, Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Lembar mushaf dikemas menarik dengan desain bingkai yang berwarna-warni.

Penggagas Studio Al Quran Mushaf Betawi, Sidup Damiri (64) mengatakan lembar mushaf yang ada di studio hanyalah master desain dengan jumlah 30 lembar.

"Al Quran itu 30 juz, dengan 30 desain berbeda. 1 juz bisa 10-20 lembar dan dikerjakan oleh satu orang untuk satu mushaf. Agar rapi, dikomposisikan 15 baris tulisan dalam satu lembar, biar seragam," kata Sidup di lokasi.

Baca juga: Mushaf Al Quran dengan Ornamen Khas Indonesia, Cendera Mata untuk Raja Salman

Al Quran mushaf Betawi tersebut dilukis atas keterlibatan berbagai pihak. Di antaranya budayawan dan seniman Sarnaji Adam, kurator Firman Ihsan, berikut pekerja kaligrafi, pewarnaan, dan desainer lainnya dari masyarakat setempat.

Selain itu, ada pula keterlibatan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dengan jurusan desain batik untuk mendesain bingkai mushaf.

Dalam penulisannya, Sidup mengatakan jenis huruf kaligrafi menggunakan standar Al Quran di Indonesia yaitu Naskhi. Adapun penulisan menggunakan pena Handam, yang berasal dari kayu pohon pakis haji yang dikikis sesuai ukuran dan didapat dari Bogor, Jawa Barat.

Satu lembar mushaf dikerjakan dengan memulai tahapan penulisan kaligrafi, pembentukan desain bingkai, pewarnaan desain, dan perapian.

Penggagas Studio Al-Quran Mushaf Betawi, Sidup Damiri (64) di Jalan Al-Ittihad Nomor 16, Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.Kompas.com/RIMA WAHYUNINGRUM Penggagas Studio Al-Quran Mushaf Betawi, Sidup Damiri (64) di Jalan Al-Ittihad Nomor 16, Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Selanjutnya, seluruh master desain akan diperbanyak hingga sekitar 630 lembar. Kemudian ratusan lembar mushaf Betawi akan dipindahkan ke sebuah studio yang lebih besar lagi tetapi belum ditentukan sembari menunggu semua proses pengerjaan selesai.

Lantai dua studio di sana menjadi ruang para pekerja lembar mushaf. Saat Kompas.com berkunjung ke studio, terdapat tiga orang bagian pewarnaan yang sedang bekerja, yaitu Mila (31), Karin (29) dan Meidi (28).

Mereka telah diberikan bimbingan selama hampir satu tahun, mulai dari perencanaan hingga pewarnaan lembar mushaf.

Dalam pewarnaan, mereka bermodal kuas dengan ujung yang tipis agar memudahkan pewarnaan detail desain. Sementara untuk cat, mereka menggunakan jenis acrylic.

"Daripada enggak ada kerjaan di rumah, pewarnaannya juga waktunya bebas. Yang penting datang bareng satu tim, kalau bisa cepat ya cepat," kata Mila.

Baca juga: APP Sinar Mas Wakafkan 10.000 Mushaf Al Quran

Pewarna lainnya, Karin mengatakan mereka diberi target selama dua minggu untuk bisa menyelesaikan pewarnaan.

"Kerjanya dari malam sampai pagi. Pokoknya nyari waktu tenang dan sepi biar konsen," kata Karin.

Studio Al Quran Mushaf Betawi terbuka untuk umum, meski sedang dalam proses pengerjaan di dalamnya.

30 master desain mushaf sudah selesai dan seluruhnya ditargetkan akan selesai pada 2019 untuk kemudian dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk Al Quran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com