JAKARTA, KOMPAS.com - Deretan lembar mushaf (bagian naskah Al Quran yang bertulis tangan) menghiasi dinding ruang Studio Al Quran Mushaf Betawi yang berada di lantai satu sebuah rumah di Jalan Al-Ittihad Nomor 16, Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Lembar mushaf dikemas menarik dengan desain bingkai yang berwarna-warni.
Penggagas Studio Al Quran Mushaf Betawi, Sidup Damiri (64) mengatakan lembar mushaf yang ada di studio hanyalah master desain dengan jumlah 30 lembar.
"Al Quran itu 30 juz, dengan 30 desain berbeda. 1 juz bisa 10-20 lembar dan dikerjakan oleh satu orang untuk satu mushaf. Agar rapi, dikomposisikan 15 baris tulisan dalam satu lembar, biar seragam," kata Sidup di lokasi.
Baca juga: Mushaf Al Quran dengan Ornamen Khas Indonesia, Cendera Mata untuk Raja Salman
Al Quran mushaf Betawi tersebut dilukis atas keterlibatan berbagai pihak. Di antaranya budayawan dan seniman Sarnaji Adam, kurator Firman Ihsan, berikut pekerja kaligrafi, pewarnaan, dan desainer lainnya dari masyarakat setempat.
Selain itu, ada pula keterlibatan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dengan jurusan desain batik untuk mendesain bingkai mushaf.
Dalam penulisannya, Sidup mengatakan jenis huruf kaligrafi menggunakan standar Al Quran di Indonesia yaitu Naskhi. Adapun penulisan menggunakan pena Handam, yang berasal dari kayu pohon pakis haji yang dikikis sesuai ukuran dan didapat dari Bogor, Jawa Barat.
Satu lembar mushaf dikerjakan dengan memulai tahapan penulisan kaligrafi, pembentukan desain bingkai, pewarnaan desain, dan perapian.
Selanjutnya, seluruh master desain akan diperbanyak hingga sekitar 630 lembar. Kemudian ratusan lembar mushaf Betawi akan dipindahkan ke sebuah studio yang lebih besar lagi tetapi belum ditentukan sembari menunggu semua proses pengerjaan selesai.
Lantai dua studio di sana menjadi ruang para pekerja lembar mushaf. Saat Kompas.com berkunjung ke studio, terdapat tiga orang bagian pewarnaan yang sedang bekerja, yaitu Mila (31), Karin (29) dan Meidi (28).
Mereka telah diberikan bimbingan selama hampir satu tahun, mulai dari perencanaan hingga pewarnaan lembar mushaf.
Dalam pewarnaan, mereka bermodal kuas dengan ujung yang tipis agar memudahkan pewarnaan detail desain. Sementara untuk cat, mereka menggunakan jenis acrylic.
"Daripada enggak ada kerjaan di rumah, pewarnaannya juga waktunya bebas. Yang penting datang bareng satu tim, kalau bisa cepat ya cepat," kata Mila.
Baca juga: APP Sinar Mas Wakafkan 10.000 Mushaf Al Quran
Pewarna lainnya, Karin mengatakan mereka diberi target selama dua minggu untuk bisa menyelesaikan pewarnaan.
"Kerjanya dari malam sampai pagi. Pokoknya nyari waktu tenang dan sepi biar konsen," kata Karin.
Studio Al Quran Mushaf Betawi terbuka untuk umum, meski sedang dalam proses pengerjaan di dalamnya.
30 master desain mushaf sudah selesai dan seluruhnya ditargetkan akan selesai pada 2019 untuk kemudian dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk Al Quran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.