Anies menambahkan, kejadian tersebut menjadi evaluasi bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengerjakan mengeruk sungai dan kali di Jakarta.
Menurut dia, pondasi dinding turap di sungai-sungai di Jakarta tidak cukup dalam.
"Konsekuensinya, ketika mengeruk hanya bisa dilakukan di bagian tengah. Begitu mengeruknya agak ke pinggir, potensi longsor menjadi tinggi. Di sisi lain, ketika dilakukan pengerukan hanya di tengah, efektivitasnya menurun," kata Anies.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara Santo mengatakan, tanah amblas itu terjadi karena pengerukan kali yang terlalu pinggir.
Mumu menambahkan, kondisi tanah di sana memang sudah labil sehingga rawan amblas. Hingga Senin sore, sejumlah warga masih bertahan di tenda pengungsian.
Ia pun belum bisa memastikan hingga kapan warga tinggal di pengungsian karena kondisi rumah yang miring membahayakan mereka.
"Kalau rumah, saya mesti ngobrol lagi di tingkat kota, apakah bisa bantu perbaiki rumah mereka atau bagaimana saya belum dapat keputusan," ujar Mumu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.