Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajak Orangtua Bawa Anak ke Puskesmas, Pemkot Depok Siapkan Uang Jalan

Kompas.com - 21/11/2018, 19:35 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemkot Depok mengupayakan berbagai cara agar orangtua rajin membawa anaknya yang mengalami gizi buruk untuk ditangani di puskesmas.

Salah satu caranya dengan memberikan uang jalan atau uang transport senilai Rp 50.000. 

“Uang yang kami anggarkan Rp 50.000 itu untuk transport orangtua yang bolak-balik ke puskesmas. Kesulitan kami kan untuk menyuruh para orangtua periksa anaknya ya, alasannya kebanyakan karena (faktor) ekonomi, yang kerja orangtuanya cuma buruh cuci. Karena dikasih uang transport ini jadi mau lah para orangtua untuk bawa anaknya ke puskesmas,” kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi (Kesga) Dinkes Kota Depok Eti Rohati, di Balai Kota Depok, Jalan Margonda, Rabu (21/11/2018).

Baca juga: Gizi Buruk Balita Tak Melulu Akibat Kemiskinan, Ini Penyebab Utamanya

Dinas Kesehatan Kota Depok mencatat, ada 38 kasus gizi buruk di wilayah mereka yang didapati dalam rentang waktu Januari hingga Oktober 2018.

“Kasus gizi buruk ini sebenarnya kami paling dikit se-Jawa Barat dan menurun juga dari tahun lalu. Tahun lalu itu ada 82 kasus gizi buruk,” ucap Eti.

Menurut Eti, sampai saat ini masih ditemukan beberapa orangtua yang menolak untuk dirujuk ke puskesmas, padahal sudah mengetahui anaknya terkena gizi buruk.

Eti mengatakan pihaknya pun melatih petugas puskesmas, khususnya petugas Puskesmas Sukmajaya, untuk melakukan tata laksana balita gizi buruk dan menerima rujukan dari puskesmas lainnya.

Baca juga: Gubernur NTT: Marungga Emas Hijau Atasi Gizi Buruk di NTT

Ia mengatakan, Puskesmas Sukmajaya melayani rujukan dari puskesmas lainnya untuk perawatan gizi buruk melalui penanganan TFC (Terapheutic Feeding Center).

TFC adalah sarana pemulihan gizi buruk dengan perawatan serta pemberian makanan secara intensif sesuai umur dan kondisi anak. Perawatan TFC dilaksanakan dengan tiga aspek, yaitu asuhan medis, asuhan nutrisi, dan asuhan keperawatan.

“Puskesmas Sukmajaya karena kan yang ada rawat inapnya. Seluruh wilayah Depok atau luar Depok bisa ke Puskesmas Sukmajaya untuk perawatan. Biaya perawatannya gratis dan kontrol pun dikasih uang transport-nya,” ucap Eti.

Baca juga: Pasca-KLB Gizi Buruk, Pemkab Asmat Gandeng UGM Tingkatkan Mutu SDM

Ia mengatakan, pihaknya juga melakukan intervensi kepada anak penderita gizi buruk dengan cara pendampingan. Petugas dari puskesmas berkunjung ke rumah-rumah.

“Pemeriksaan ke rumah-rumah ini dilakukan satu minggu satu kali. Ini dilakukan untuk memastikan tumbuh kembang anak kembali normal setelah proses pemulihan dilakukan. Kami juga berikan penyuluhan melalui ibu-ibu PKK,” kata Eti.

Penderita gizi buruk di Depok adalah anak dengan rentang umur balita di atas umur satu tahun.

“Jadi memang enggak bisa ditentukan di mana yang paling banyak ada kasus gizi buruk ini, anak-anak tersebut ada saja di masing-masing wilayah, baik itu satu atau dua balita, ada pula juga yang tidak ada,” tutur Eti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com