Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik: Kondisi Kantor Camat Mampang Tak Layak Ada di Ibu Kota

Kompas.com - 22/11/2018, 15:04 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta menyoroti kondisi Kantor Camat Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, yang memprihatinkan. Wakil Ketua Banggar DPRD DKI Mohamad Taufik menyampaikan, kondisi kantor camat itu tidak seperti kantor-kantor camat yang seharusnya ada di Ibu Kota. Dia menyebutkan, Kantor Camat Mampang lebih seperti kantor-kantor camat di daerah pinggiran.

"Sudah sangat penting mengubah muka kantor pemerintahan di Jakarta. Kantor Camat Mampang tidak layak sebagai kantor kecamatan yang ada di Ibu Kota Negara yang anggarannya (APBD) Rp 87 triliun," kata Taufik dalam rapat pembahasan APBD DKI 2019 di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (22/11/2018).

Baca juga: Sulit Cari Tanah di Jakarta, Pergub Direvisi agar Kantor Camat Bisa Diperbaiki

Taufik menyampaikan hal tersebut saat Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali mengajukan anggaran Rp 120 miliar untuk pengadaan lahan gedung baru Kantor Camat Mampang Prapatan.

Kantor camat di Jalan Mampang Prapatan XII itu mulanya akan dipindah ke Jalan Bangka II. Namun, lahan di Jalan Bangka II masih dalam sengketa.

"Tahun kemarin (anggaran) Rp 19 miliar tidak bisa dibangun karena lahan sengketa sampai sekarang. Alternatif lahan baru tidak berada di gang sempit atau buntu, kalau memungkinkan di jalan utama," ujar Marullah.

Taufik mendukung rencana Pemerintah Kota Jakarta Selatan memindahkan lokasi kantor camat yang sering kebanjiran saat musim hujan itu.

Anggota Banggar DPRD DKI Ruslan Amsyari juga setuju dengan rencana Pemkot Jakarta Selatan.

"Kantor Camat Mampang tidak layak. Kondisinya di gang senggol, kalau hujan banjir," kata dia.

Anggota Banggar DPRD DKI yang lain, Gembong Warsono, menyampaikan hal serupa. Dia malah mengusulkan anggaran Rp 120 miliar ditambah jika Pemkot Jakarta Selatan merasa anggaran pembebasan lahan itu kurang.

"Mesti cek betul apakah cukup dengan anggaran ini. Kalau Rp 120 miliar kurang, kita tambahin, wong duit kita banyak, perlu kita prioritaskan untuk Mampang ini," ucap Gembong.

Setelah anggota Banggar sepakat, Ketua Banggar DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi kemudian mengetok palu untuk menyetujui anggaran Rp 120 miliar itu.

"Jadi, pembelian tanah diprioritaskan, setuju ya," kata Prasetio sebelum mengetok palu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dugaan Pungli Oknum Ormas di Samping RPTRA Kalijodo, Minta Pengendara Motor dan Mobil Bayar untuk Melintas

Dugaan Pungli Oknum Ormas di Samping RPTRA Kalijodo, Minta Pengendara Motor dan Mobil Bayar untuk Melintas

Megapolitan
Imam Budi Hartono Besuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Berdoa dan Beri Santunan

Imam Budi Hartono Besuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Berdoa dan Beri Santunan

Megapolitan
Tangkap Paman dan Kakek, Kini Polisi Periksa Nenek Berkait Pencabulan 2 Cucunya di Depok

Tangkap Paman dan Kakek, Kini Polisi Periksa Nenek Berkait Pencabulan 2 Cucunya di Depok

Megapolitan
Kakak Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok: Terima Kasih kepada Pihak yang Bantu Pengobatan Suci

Kakak Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok: Terima Kasih kepada Pihak yang Bantu Pengobatan Suci

Megapolitan
Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Megapolitan
Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Megapolitan
6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

Megapolitan
Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Megapolitan
Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Megapolitan
Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Megapolitan
Petinggi Demokrat Unggah Foto 'Jansen untuk Jakarta', Jansen: Saya Realistis

Petinggi Demokrat Unggah Foto "Jansen untuk Jakarta", Jansen: Saya Realistis

Megapolitan
Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Megapolitan
Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com