Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Murid Korban Diare Massal di Depok Tagih Janji Dinkes

Kompas.com - 23/11/2018, 06:06 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Orangtua murid di SD Islam Terpadu Pondok Duta yang anaknya jadi korban diare serentak menagih janji Dinas Kesehatan mengenai hasil laboratorium air tinja yang diduga menjadi penyebab diare dan harusnya sudah diumumkan pada 25 Oktober 2018 lalu.

“Katanya 14 hari setelah kasus ini, kan sudah lewat 46 hari ini belum ada informasi resmi kepada kami tentang hasilnya, padahal kan ini harusnya menjadi semacam jaminan bagi kami juga ya terkait keamanan penggunaan air di SDIT Pondok Duta,” ucap Viny, salah satu orangtua korban SDIT Pondok Duta saat dihubungi, Kamis (22/11/2018).

Baca juga: Seorang Turis Rusia Telantar di Probolinggo, Sempat Dikira Pencuri Ternak hingga Diberi Obat Diare Gratis

Viny mengaku dirinya masih menunggu hasil laboratorium dari IPB Bogor yang dijanjikan akan keluar pada 25 Oktober 2018 lalu.

"Informasi terbaru dari yayasan, air diduga terkontaminasi air tinja hasilnya nihil atau negatif sih, tapi saya masih penasaran sama hasil dari Dinkes belum ada infonya ," kata Viny.

Sementara Lina, orangtua murid lainnya mengatakan, sampai saat ini dia beserta ratusan orangtua murid masih sangat cemas dan khawatir terkait penggunaan air di sekolah tersebut. 

“Ya masih khawatir lah, walaupun kalau kata guru sudah negatif, dari Dinkes sendiri belum infoin ke kami, ya kami tetap waspada juga lah,” ucap Lina.

Baca juga: Turis asal Rusia Tidur di Kuburan Pakai Tenda gara-gara Diare Pulang dari Bromo

Lina mengatakan, saat ini ia selalu memberi bekal air minum lebih banyak pada anaknya.

Para orangtua pun secara resmi memohon kepada Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Baabul Jannah yang letaknya persis di sebelah SDIT Pondok Duta untuk memberikan akses penggunaan air bersih kepada anak-anak mereka.

“Alhamdulillah kami diberikan izin untuk mengunakan air tersebut, lumayan lah ya saya suruh anak saya kalau mau shalat bisa wudhu, di masjid saja," ucap Lina.

Selama ini, sambung dia, sebagian dari para orangtua telah menanyakan langsung kepada pihak yayasan dan sekolah.

Baca juga: Beauty Vlogger Fatya Biya Pernah Diare karena Kosmetik Kedaluwarsa

“Ya gitu kalau kita tanya ke sekolah, jawabnya pasti selalu menunggu hasil dari Dinas Kesehatan, kadang bilang aman kok. Tapi gimana ya, masih khawatir kami ini loh,” jelas Lina.

Lina mengatakan, ia sangat mencium betul kalau air di SDIT Pondok Duta pada saat itu berbau tinja yang sangat menyengat. 

Bahkan aroma itu bisa tercium dari jarak yang cukup jauh, dan kenyataannya sumber air itu ditutup sampai sekarang. 

"Kalau air itu aman, kenapa anak kami semua serentak kena diarenya, seperti itu rasanya benar-benar di luar nalar kami. Apa yang sebenarnya terjadi?" kata dia bertanya.

Baca juga: Dalam Mengobati Diare, Oralit Saja Tidak Cukup

Ia mewakili orangtua murid korban berharap dinas kesehatan segera merilis secara resmi hasilnya. 

"Kami berharap Dinkes segeralah ya rilis apa hasilnya supaya kami orangtua tidak bertanya-tanya lagi. Saya yakin Dinkes satu-satunya pihak yang mampu mengungkap secara terang menderang, dan memberikan rasa aman kepada warganya terutama anak-anak kami di SDIT Pondok Duta," tutupnya.

Sebelumnnya, ratusan siswa sekolah tersebut diduga terinfeksi bakteri Escherichia coli (E-coli) setelah menggunakan air di lingkungan sekolah tersebut untuk wudhu dan mandi cuci kakus (MCK).

Dinkes saat itu masih menganalisa kasus tersebut dan menunggu hasil yang keluar pada 25 Oktober 2018 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com