DEPOK, KOMPAS.com - Orangtua murid di SD Islam Terpadu Pondok Duta yang anaknya jadi korban diare serentak menagih janji Dinas Kesehatan mengenai hasil laboratorium air tinja yang diduga menjadi penyebab diare dan harusnya sudah diumumkan pada 25 Oktober 2018 lalu.
“Katanya 14 hari setelah kasus ini, kan sudah lewat 46 hari ini belum ada informasi resmi kepada kami tentang hasilnya, padahal kan ini harusnya menjadi semacam jaminan bagi kami juga ya terkait keamanan penggunaan air di SDIT Pondok Duta,” ucap Viny, salah satu orangtua korban SDIT Pondok Duta saat dihubungi, Kamis (22/11/2018).
Viny mengaku dirinya masih menunggu hasil laboratorium dari IPB Bogor yang dijanjikan akan keluar pada 25 Oktober 2018 lalu.
"Informasi terbaru dari yayasan, air diduga terkontaminasi air tinja hasilnya nihil atau negatif sih, tapi saya masih penasaran sama hasil dari Dinkes belum ada infonya ," kata Viny.
Sementara Lina, orangtua murid lainnya mengatakan, sampai saat ini dia beserta ratusan orangtua murid masih sangat cemas dan khawatir terkait penggunaan air di sekolah tersebut.
“Ya masih khawatir lah, walaupun kalau kata guru sudah negatif, dari Dinkes sendiri belum infoin ke kami, ya kami tetap waspada juga lah,” ucap Lina.
Baca juga: Turis asal Rusia Tidur di Kuburan Pakai Tenda gara-gara Diare Pulang dari Bromo
Lina mengatakan, saat ini ia selalu memberi bekal air minum lebih banyak pada anaknya.
Para orangtua pun secara resmi memohon kepada Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Baabul Jannah yang letaknya persis di sebelah SDIT Pondok Duta untuk memberikan akses penggunaan air bersih kepada anak-anak mereka.
“Alhamdulillah kami diberikan izin untuk mengunakan air tersebut, lumayan lah ya saya suruh anak saya kalau mau shalat bisa wudhu, di masjid saja," ucap Lina.
Selama ini, sambung dia, sebagian dari para orangtua telah menanyakan langsung kepada pihak yayasan dan sekolah.
Baca juga: Beauty Vlogger Fatya Biya Pernah Diare karena Kosmetik Kedaluwarsa
“Ya gitu kalau kita tanya ke sekolah, jawabnya pasti selalu menunggu hasil dari Dinas Kesehatan, kadang bilang aman kok. Tapi gimana ya, masih khawatir kami ini loh,” jelas Lina.
Lina mengatakan, ia sangat mencium betul kalau air di SDIT Pondok Duta pada saat itu berbau tinja yang sangat menyengat.
Bahkan aroma itu bisa tercium dari jarak yang cukup jauh, dan kenyataannya sumber air itu ditutup sampai sekarang.
"Kalau air itu aman, kenapa anak kami semua serentak kena diarenya, seperti itu rasanya benar-benar di luar nalar kami. Apa yang sebenarnya terjadi?" kata dia bertanya.
Baca juga: Dalam Mengobati Diare, Oralit Saja Tidak Cukup
Ia mewakili orangtua murid korban berharap dinas kesehatan segera merilis secara resmi hasilnya.
"Kami berharap Dinkes segeralah ya rilis apa hasilnya supaya kami orangtua tidak bertanya-tanya lagi. Saya yakin Dinkes satu-satunya pihak yang mampu mengungkap secara terang menderang, dan memberikan rasa aman kepada warganya terutama anak-anak kami di SDIT Pondok Duta," tutupnya.
Sebelumnnya, ratusan siswa sekolah tersebut diduga terinfeksi bakteri Escherichia coli (E-coli) setelah menggunakan air di lingkungan sekolah tersebut untuk wudhu dan mandi cuci kakus (MCK).
Dinkes saat itu masih menganalisa kasus tersebut dan menunggu hasil yang keluar pada 25 Oktober 2018 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.