Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah WN Italia yang Jadi Korban Lion Air Akan Dikremasi di Indonesia

Kompas.com - 23/11/2018, 21:42 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri Kombes Triawan Marsudi mengatakan, jenazah korban Lion Air JT 610 registrasi PK LQP yang jatuh di perairan Karawang, Andrea Manfredi, akan dikremasi di Indonesia.

Andrea merupakan warga negara Italia.

Menurut Triawan, Andrea akan dikremasi di Indonesia lantaran keluarga korban di Italia belum mau mengambil jenazah Andrea karena masih berharap ada bagian tubuh korban yang teridentifikasi lagi.

Namun, hingga proses identifikasi dihentikan pada Jumat (23/11/2018) hari ini, tidak ada lagi bagian tubuh yang teridentifikasi.

"Jadi kemungkinan tubuh korban akan dikremasi di Indonesia," ujar Triawan di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat.

Baca juga: RS Polri Tetap Terima Bagian Tubuh Korban Lion Air untuk Diperiksa

Untuk proses kremasi, pihak kepolisian masih berkoordinasi dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Italia di Indonesia.

Oleh karena itu, jenazah Andrea masih berada di ruang jenazah RS Polri.

Selain Andrea, ada satu jenazah korban lainnya yang belum diserahkan ke keluarga yakni seorang bayi bernama Kyara Aurine Danindra.

Jenazah Kyara belum dikembalikan karena kedua orang tuanya yang menjadi korban belum teridentifikasi.

"Kami sedang berkoordinasi untuk mengembalikan jenazah Kyara kepada keluarga," kata dia.

Adapun jenazah Andrea Manfredi teridentifikasi pada 13 November 2018.

Sementara itu, Kyara Aurine Daniendra Giwitri teridentifikasi pada 9 November 2018.

Kedua jenazah ini tidak langsung diserahkan ke pihak keluarga.

Baca juga: Lion Air Pastikan Ahli Waris 64 Penumpang yang Belum Teridentifikasi Tetap Dapat Asuransi 

Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi.

Pesawat itu mengangkut 181 penumpang dan 8 awak.

Semua penumpang dan awak tewas dalam kecelakaan itu.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com