JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi premanisme yang dilakukan oleh kelompok Hercules terhadap lahan PT Nila Alam di Jalan Daan Mogot KM 18, Kalideres, Jakarta Barat menyeret sejumlah pihak. Mulai dari anggota kelompok, pemberi kuasa penguasaan lahan, hingga pemimpin kelompoknya.
Mereka menguasai lahan bersertifikat atas perintah tersangka HM sejak Agustus 2018. Tempat yang dikuasai berupa lahan seluas 2 hektar dengan tujuh unit ruko dan kantor pemasaran.
Baca juga: Lahan yang Dikuasai Kelompok Hercules adalah Tanah Bersertifikat
"Mereka mengintimidasi, mengusir, dan akhirnya menguasai lahan tersebut dengan dalih bahwa kelompok ini mendapat kuasa bahwa ada orang lain yang berhak. Sekali lagi, padahal ini tanah bersertifikat dan legal," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi, Senin (12/11/2018).
Penangkapan pertama yang dilakukan polisi adalah terhadap puluhan preman yang menguasai lahan PT Nila Alam dalam operasi premanisme pada Selasa (6/11/2018). 10 orang pertama yang ditangkap oleh polisi yaitu FTR, SS, BS, DV, MK, AS, RK, MR, YN, dan AB. Tidak lama setelah itu, satu per satu anggota kelompok lainnya ikut ditangkap.
Selanjutnya, polisi menangkap Hercules Rosario Marshal pada Rabu (21/11/2018) di kompleks Kebon Jeruk Indah, Kembangan, Jakarta Barat. Dalam penangkapan tersebut, polisi menyimpulkan bahwa Hercules menjadi pemimpin dalam aksi penguasaan lahan PT Nila Alam.
Baca juga: Pemberi Kuasa kepada Hercules untuk Kuasai Lahan Dijadikan Tersangka
Pada Jumat (23/11/2018), polisi menetapkan HM yang sebelumnya diperiksa sebagai saksi menjadi tersangka dalam kasus tersebut. HM terbukti sebagai pemberi kuasa penguasaan lahan kepada Hercules.
Polisi mengungkap dua barang bukti aksi premanisme kelompok Hercules, yaitu plang yang bertuliskan penguasaan lahan dan surat kuasa lahan.
Dalam plang tersebut tertera nama Hercules sebagai penguasaan lapangan. Kemudian barang bukti surat kuasa ditemukan saat penggeledahan rumah Hercules pada Rabu malam.
"Kami dapatkan surat kuasa lapangan. Surat kuasa lapangan ini tentunya sangat penting bagi penyidik khususnya untuk proses penyelidikan," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Edy Suranta Sitepu, Kamis (22/11/2018).
Selanjutnya, ruko-ruko PT Nila Alam. Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi pada Minggu (25/11/2018), ruko-ruko tersebut dalam keadaan tertutup. Akses pintu masuk pun tertutup.
Pada ruko-ruko berwarna krem dan merah bata tersebut, tak terlihat ada tanda-tanda penghuni di sana. Hanya satu ruko yang menyalakan lampunya.
Baca juga: Hercules Ditangkap, Kantor Polda Metro Jaya Dikirimi Karangan Bunga
Kanit Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKP Rulian Syaruri membenarkan bahwa ruko tersebut adalah lahan yang dikuasai kelompok Hercules.
"Itu ruko-rukonya (yang dikuasai Kelompok Hercules)," kata Rulian, Minggu.
Dari kejadian tersebut, sejumlah tersangka yang terlibat, mulai dari anggota, pemberi kuasa, hingga Hercules sendiri telah mendekam di Mapolres Metro Jakarta Barat. Para anggota kelompok ditahan setelah penangkapan pada Selasa lalu.
Hercules resmi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh polisi pada Kamis lalu. Penahanan dilakukan setelah penangkapan, penggeledahan rumah dan pemeriksaan.
Baca juga: 3 Fakta Penangkapan Hercules yang Pimpin Penguasaan Lahan di Kalideres
Selanjutnya, polisi menahan HM sebagai pemberi surat kuasa kepada kelompok Hecules terkait penguasaan lahan. HM resmi ditahan pada Jumat kemarin.
Dari kejadian tersebut, mereka dikenakan Pasal 170 KUHP tentang pengrusakan terhadap barang atau orang dan Pasal 335 tentang perbuatan tidak menyenangkan. Mereka terancam pidana maksimal 7 tahun penjara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.